Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Mahasiswi Indonesia Kembangkan Plester Anti Diabetes dari Tandan Kelapa Sawit

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Plester Anti Diabetes merupakan salah satu penemuan teknologi yang sangat membantu di bidang kesehatan. Plester ini diandalkan untuk membantu mengelola level gula darah.

Plester tersebut mengandung jarum mikro yang dirancang untuk mendeteksi naiknya level gula darah dan bereaksi mengeluarkan insulin secara otomatis sehingga gula darah akan segera normal kembali.

Terdapat jarum-jarum kecil pada plester anti diabetes yang berbentuk segi empat ini. Cara kerja plester ini adalah dengan ditempelkan di kulit. Setelah tertempel, jarum-jarum tersebut melepaskan zat insulin untuk menurunkan kadar gula dalam tubuh.

Seorang profesor Rekayasa Biomedis di University of North Carolina di Chapel Hill bernama Zhen Gu mengatakan plester ini tersebut bisa diprogram untuk secara otomatis mendeteksi jumlah glukosa dalam darah dan bila kadar gula terlalu tinggi, mengeluarkan dosis insulin yang persis dibutuhkan tubuh melalui jarum mikro, yang ukurannya kurang lebih sepanjang bulu mata.

Dinamakan sistem closed-loop karena ada loop feedback yang mendeteksi kadar gula dan mengeluarkan insulin secara otomatis. Sistem itu telah lama menjadi tujuan para peneliti penyakit diabetes untuk mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh manusia dalam penanganan penyakit itu.

Dua mahasiswi program studi (prodi) kimia dari Universitas Negeri 11 Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, Alfiyatul Fithri dan Wahyu Puji Pamungkas, berhasil mengembangkan plester anti diabetes menggunakan limbah industri pengolahan minyak kelapa sawit, yaitu tandan kosong buah kelapa sawit.

Keduanya mengerjakan proyek penelitian ini selama delapan bulan, dengan bimbingan dari dosen mereka, Dr. rer. nat. Maulidan Firdaus. Temuan ini pun diberi nama Pulosakti, yang merupakan singkatan dari "Plester luka dari tandan kosong kelapa sawit dan ikan sidat".

"Untuk mendapatkan hidrogel yang bening (tidak berwarna), bahan awal untuk selulosa harus berwarna putih. Dalam prosesnya, kami awalnya mendapatkan selulosa kecoklatan. Kemudian melalui optimasi dan coba-coba, ditemukan formulasi yang sesuai untuk mendapatkan selulosa putih," ujar Maulidan.

Ia juga mengatakan, limbah kelapa sawit digunakan karena Uni Eropa berencana menghapuskan minyak sawit sebagai bahan bakar nabati.

"Idenya adalah untuk membuat plester luka khusus untuk luka diabetes. Selain itu, karena Uni Eropa juga berencana untuk menghapuskan minyak sawit sebagai bahan bakar nabati dalam energi terbarukan untuk alasan yang terkait dengan deforestasi, maka perlu dipikirkan tentang keberlanjutan industri minyak sawit," ujarnya.

"Kami juga melihat bahwa tandan kosong kelapa sawit masih dianggap sebagai limbah, itu sebabnya nilai ekonominya perlu ditingkatkan," tambah Maulidan.

Namun penelitian terkait penemuan ini menemui tantangan yang cukup besar. Salah satu tantangan terbesarnya adalah menemukan metode yang tepat dan efisien dalam tahap sintesis sehingga formula tersebut dapat bekerja dengan sempurna.

Tim peneliti pun sudah mengajukan proposal dan melalui serangkaian kompetisi untuk kemudian menerima dana Rp 20 juta dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk mendanai penelitian mereka. Proses seleksi berlangsung ketat di mana hanya 20 proposal yang dipilih untuk mendapatkan pendanaan dari sekitar 400 proposal penelitian yang diajukan ke BPDPKS.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Hari Styawan

Komentar

Komentar
()

Top