Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pendidikan Tinggi | Kemristekdikti Telah Siapkan Program Kewirausahaan

Mahasiswa Diminta Jadi Pencipta Lapangan Kerja

Foto : ISTIMEWA

Muhammad Nasir, Menristekdikti

A   A   A   Pengaturan Font

MALANG - Para rektor dan pimpinan perguruan tinggi diimbau untuk menyiapkan mahasiswa dan mahasiswinya sebagai pencipta lapanga kerja dan bukan pencari kerja. Sementara itu, mahasiswa dan mahasiswi diminta terus meningkatkan diri agar mampu bersaing di masa depan.

Imbauan tersebut disampaikan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Muhammad Nasir, saat memberikan kuliah umum bertema Kebijakan Kementerian Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 di hadapan ribuan mahasiswa-mahasiswi penerima Bidikmisi, di Kampus Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Kamis (28/3).

Nasir mengatakan jika negara ingin maju, pimpinan perguruan tinggi harus menyiapkan para mahasiswanya untuk menjadi pencipta lapangan kerja. "Kita tidak mungkin menyiapkan lulusan itu, akan menjadi pegawai di perusahaan, tapi sebagai job creator, orang yang mendirikan lapangan kerja," katanya.

Menristekdikti memberi contoh usaha yang dilakukan lulusan politeknik yang rela keluar dari pekerjaan di sebuah perusahaan untuk menjadi wirausaha. "Saya berikan contoh anak politeknik. Dia tadinya kerja di perusahaan, lalu keluar, terus buka warung. Saya tanya, Mas ngapain buka warung, kan sampean punya diploma. Dan dijawab, saya pingin punya usaha sendiri Pak," ujar Nasir.

Agar menarik konsumen, lanjut Nasir, anak muda itu menciptakan merek yang menarik perhatian orang. "Kalau cuma ayam goreng, semua warung ayam goreng pasti ada. Lalu, dia buat Ayam Gepuk Pak Gembus. Begitu dibilang ayam gepuk, orang langsung bertanya, ayam apa ini dan lalu mampir," kata mantan rektor Universitas Diponegoro itu.

Dari penjualan ayam gepuk itu saja, ujar Nasir, wirausaha itu mampu menjual 5-5,6 ton ayam setiap harinya. "Terakhir ketemu saya, dia bawa mobil Mercy, yang harganya 2,4 miliar rupiah," kata Nasir.

Karena itu, agar para mahasiswa dapat berkembang, perlu dibekali dengan pengetahuan yang dibutuhkan di masa depan. "Apakah itu jurusannya sosial, pelajaran programming itu harus diajarkan."

Siapkan Program

Kemristekdikti sendiri, kata Nasir, telah menyiapkan program bagi mahasiswa agar mau berwirausaha. "Ini ada suatu program yang kami berikan, melalui kewirausahaan mahasiswa. Hal ini dimaksudkan agar sejak mahasiswa mereka dapat melakukan kewirausaha," ujarnya.

Nasir kembali memberi contoh owner dari Bukalapak, Ahmad Zaki, yang sempat diberi modal dari ITB agar mampu berwirausaha. "Ini contoh. Saya ketemu Ahmad Zaky, lalu saya tanya, Mas, kamu usaha di Bukalapak gimana? Lalu, ia menjawab, 'Saya sejak mahasiswa mulainya.' Terus saya tanya lagi, 'Apa pernah gagal?' Dan dijawab, 'Kalau gagal ya berkali-kali'," ujar Nasir.

Dari penuturannya, Nasir mendapat gambaran bahwa Zaky pernah mendapat modal dari ITB yang besarnya bervariasi, antara lima juta sampai 10 juta. "Ternyata, mereka (ITB) men-challenge-nya agar mau buka usaha. Dan hasilnya setelah lulus ITB, dia buka usaha yaitu Bukalapak. Sekarang asetnya 1,1 miliar dollar AS atau sekitar 14 triliun rupiah," ujarnya.

Pihaknya juga memotivasi para mahasiswa untuk mempelajari dunia digital dan turunannya. "Khusus lulusan perguruan tinggi yang memilik kemampuan semua jurusan, tidak pandang bulu. Tidak hanya teknik, tidak hanya dari sosial. Dimana mereka yang punya kemampuan di bidang artificial intelligence, di bidang coding, programming, itu yang dibutuhkan sekarang. Kebetulan ada yang ekonomi, jurusan akuntansi, saya tanya, loh kamu kerja di sini? Bagian apa, saya bagian hitung untuk bagaimana total pembayaran. Jadi sudah menggunakan teknologi informasi," kata Nasir.

Ia menambahkan, ada juga yang dari komunikasi yang bekerja untuk menampilkan produk-produk dengan baik melalui perangkat teknologi.

Dalam kesempatan tersebut, Menristekdikti juga memberi tantangan kepada para pimpinan perguruan tinggi untuk memunculkan program studi yang sesuai dengan perkembangan zaman. eko/E-3

Komentar

Komentar
()

Top