Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 17 Feb 2020, 06:24 WIB

Magang Solusi Lulusan Siap Kerja

INTEGRASI ILMU-ILMU l Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Jakarta, Liliana Muliastuti (dua dari kanan) dan Guru Besar Teknologi Informasi atau Komputer Universitas Indonesia, Riri Fitri Sari (tengah) berfoto setelah acara temu media di Jakarta, Minggu (16/2).

Foto: KORAN JAKARTA/ADEN MARUP

Mahasiswa kembali ke kampus untuk menggabungkan konsep yang dipelajari di kelas. Hasilnya cukup bagus, lulusan banyak diserap industri

JAKARTA - Direktur Eksekutif PPM Manajemen, Prof Bramantyo Djohanputro, mengatakan bahwa program magang mahasiswa di industri maupun organisasi nirlaba mampu meningkatkan daya serap lulusan perguruan tinggi. "Magang merupakan solusi agar lulusan perguruan tinggi siap kerja," ujar Bramantyo di Jakarta, Minggu (16/2).

Bramantyo menyambut positif kebijakan Kampus Merdeka yang digulirkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim. Dalam kebijakan Kampus Merdeka, mahasiswa diberi pilihan untuk magang tiga semester di luar program studi. Bramantyo menyatakan sudah sejak lama menerapkan pola magang seperti itu. Dulu, kampusnya memiliki program magister bisnis yang menggabungkan pola belajar di kelas dan magang.

"Mahasiswa kembali ke kampus untuk menggabungkan konsep yang dipelajari di kelas dan upaya perbaikan yang dilakukan. Hasilnya cukup bagus, lulusan kami banyak diserap industri," katanya. Dia menambahkan, kurikulum memang penting dalam menentukan kualitas perguruan tinggi, baru kemudian magang ataupun kerja praktik.

Maka, dia menyarankan perlu rancang ulang kurikulum perguruan tinggi sebelum menerapkan kebijakan Kampus Merdeka. PPM Manajemen sendiri siap menerapkan kebijakan Kampus Merdeka.

Integrasi

Sementara itu, di tempat lain, dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Liliana Muliastuti, mengatakan perlu integrasi pembelajaran ilmu

Seni di setiap jenjang sekolah dengan disiplin-disiplin lain. Sebab seni akan melengkapi siswa agar berkepribadian utuh. "Kalau siswa-siswa tidak diberi sentuhan seni, bisa dikatakan pribadi mereka tidak utuh," ujarnya.

Presiden Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia (Osebi) itu menilai, integerasi seni perlu dorongan dari sekolah hingga pemerintah. Menurutnya, guru mata pelajaran (mapel) seni dan guru mapel lain harus bekerja sama menciptakan pembelajaran yang menarik.

Ia menyebut, proses tersebut dapat terjadi asal didukung lingkungan sekolah. Kepala sekolah mesti memiliki visi bagus dengan memberi pelatihan-pelatihan para guru. "Dengan begitu, guru seni merasa mapelnya bagian penting. Sedangkan siswa tidak akan ketakutan menghadapi mapel-mapel lain," jelasnya.

Selain itu, Liliana menyebut pemerintah melalui Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) juga terus melatih guru di sekolah.

Sedang menurut Guru Besar Teknologi Informasi atau Komputer Universitas Indonesia (UI), Riri Fitri Sari, perlu kegiatan perlombaan-perlombaan antarsiswa. Salah satu dorongan tersebut tecermin dalam lomba FSB 2020 yang merupakan gabungan dari Osebi dan Indonesia Science Project Olympiad (ISPO). Lomba mengajak siswa menggunakan seni dan budaya untuk membuat projek penelitian sains.

Dihubungi terpisah, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, menegaskan pembelajaran seni akan lebih ditingkatkan dan diperluas lagi. ruf/G-1

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Muhamad Ma'rup

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.