Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perjanjian Internasional I AS Yakini Program Nuklir Iran Lebih Maju dari Perkiraan

Macron Ragu Trump Pertahankan Kesepakatan Nuklir Iran

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Hingga saat ini Amerika Serikat masih belum menentukan sikap terkait kesepakatan nuklir Iran 2015. Jika belum ada keputusan hingga 12 Mei nanti, maka dipastikan akan terjadi eskalasi kete-gangan di kawasan.

SYDNEY - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada Rabu (2/5) mengaku tidak tahu apakah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, akan mempertahankan kesepakatan nuklir internasional dengan Iran yang ditandatangani pada 2015.

Perjanjian itu dinilai banyak pihak sebagai harapan terbaik untuk mencegah Iran menguasai teknologi bom nuklir.

"Saya tidak tahu apa yang akan diputuskan oleh Presiden AS pada 12 Mei mendatang," kata Presiden Macron kepada sejumlah wartawan di Sydney setelah bertemu dengan Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull.

Macron bersama Kanselir Jerman, Angela Merkel, bergiliran mengunjungi Washington DC pada pekan lalu untuk meyakinkan Trump agar tetap bertahan pada perjanjian nuklir itu dan tidak menjatuhkan kembali sanksi terhadap Tehran sebelum tenggat 12 Mei.

Dalam perjanjian itu, Tehran sepakat membatasi kegiatan nuklir mereka dengan balasan pencabutan sanksi ekonomi dari AS. Perjanjian tersebut ditandatangani juga oleh Inggris, Tiongkok, Prancis, Jerman, dan Russia.

Sebelumnya pada Selasa (1/5), juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, mengatakan bahwa kesepakatan 2015 diteken dengan asumsi yang salah karena program nuklir Iran ternyata lebih maju dibanding perkiraan pada saat itu.

Macron sendiri mengaku telah menawarkan kepada Trump perjanjian yang lebih luas dengan Iran, yang kemudian diterima dengan "sangat positif" oleh Presiden AS. "Saya hanya ingin mengatakan bahwa apapun keputusannya, kami harus menyiapkan perundingan yang lebih luas karena saya yakin bahwa tidak ada pihak yang menginginkan terjadinya perang di kawasan," kata dia. "Tidak ada pihak yang menginginkan eskalasi ketegangan di kawasan," tambah Macron.

Penegasan IAEA

Masih terkait tentang kesepakatan nuklir Iran, dari Wina, Austria, dilaporkan bahwa lembaga nuklir PBB, pada Selasa (1/5) kembali menyatakan bahwa tak ada bukti yang ditemukan di Iran berkaitan dengan pembuatan alat peledak nuklir setelah 2009.

"Kami tak memiliki petunjuk yang meyakinkan mengenai kegiatan di Iran terkait dengan pengembangan alat peledak nuklir setelah 2009," kata International Atomic Energy Agency (IAEA).

IAEA kemudian mengatakan pertimbangannya mengenai masalah tersebut ditutup.

Pernyataan itu dikeluarkan setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di dalam pidato yang ditayangkan televisi pada Senin (30/4), mengungkapkan berkas-berkas yang diduga diperoleh oleh dinas intelijen Israel dari arsip rahasia nuklir Iran dan mengatakan berkas tersebut membuktikan Iran secara diam-diam telah mengembangkan senjata nuklir.

Kementerian Luar Negeri Iran, pada Selasa (1/5) membantah tuduhan Netanyahu sebagai dusta yang ditujukan untuk mempengaruhi keputusan Presiden AS mengenai kesepakatan nuklir Iran.

Ant/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara, AFP

Komentar

Komentar
()

Top