Luar Biasa di Tengah Pandemi Ekspor Kaltim Naik Tinggi, Ternyata Ini Penyebabnya
Hasil screenshot dari rilis BPS Provinsi Kaltim tentang ekspor impor.
Samarinda - Ekspor migas dan nonmigas dari KalimantanTimur pada Agustus 2021 naik 33,73 persen menjadi 2,44 miliar dolar AS, akibat permintaan terbesar oleh Tiongkok dan Taiwan yang masing-masing mencapai 1,07 miliar dolar dan 89,57 juta dolar AS.
"Ekspor nonmigas terbesar ke Taiwan yang mencapai 1,07 miliar dolar AS, sementara ekspor migas terbesar ke Taiwan yang tercatat 89,57 juta dolar AS," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Anggoro Dwitjahyono di Samarinda, Minggu.
Menurutnya, negara tujuan utama ekspor nonmigas Provinsi Kaltim pada Agustus 2021 selain ke Tiongkok adalah ke India dan Filipina, masing-masing mencapai 217,28 juta dolar dan 140,06 juta dolar AS.
Peran ketiga negara tersebut dalam ekspor nonmigas oleh Kaltim mencapai 63,22 persen, terhadap total ekspor nonmigas pada Agustus 2021 yang mencapai 2,44 miliar dolar AS.
Untuk persentase kenaikan nilai ekspor nonmigas terbesar pada Agustus 2021 ketimbang Juli, lanjutnya, terjadi pada nilai ekspor ke Jepang, Tiongkok, dan Thailand yang masing-masing mencapai 58,95 persen, 54,66 persen dan 34,88 persen.
Persentase penurunan terbesar ekspor nonmigas terjadi pada nilai ekspor ke Taiwan, Korea Selatan, dan Philipina yang masing-masing turun 17,62 persen, 9,40 persen, dan 7,78 persen.
Untuk negara tujuan utama ekspor migas Kaltim, nilai terbesar selain ke Taiwan adalah ke Jepang dan Korea Selatan yang masing-masing nilai ekspornya mencapai 51,69 juta dolar dan 50,58 juta dolar AS.
Peran tiga negara tersebut dalam ekspor migas Kaltim mencapai 100 persen terhadap total ekspor migas pada Agustus 2021 yang mencapai 191,83 juta dolar AS. Berarti ekspor migas Kaltim hanya ke tiga negara tersebut.
"Nilai ekspor migas pada Agustus 2021 naik 178,04 persen ketimbang bulan sebelumnya yang tercatat 69 juta dolar AS. Sedangkan nilai ekspor nonmigas naik 28,07 persen ketimbang bulan sebelumnya yang tercatat 1,76 miliar dolar AS," kata Anggoro.
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya