Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Myanmar

LSM: India Diduga Transfer Senjata ke Junta

Foto : RFA/irrawaddy.com

Laporan LSM l Menlu India, Vinay Mohan Kwatra (kiri), saat bertemu dengan pemimpin junta di Myanmar, Min Aung Hlaing, di Naypyitaw pada November lalu. Dua LSM melaporkan bahwa India telah menyediakan senjata bagi junta di Myanmar setidaknya empat kali sejak kudeta 2021.

A   A   A   Pengaturan Font

YANGON - India, negara demokrasi terbesar di dunia, telah membina hubungan yang lebih dekat dengan junta militer di Myanmar selama dua tahun terakhir, termasuk menyediakan senjata setidaknya empat kali sejak kudeta 2021, kata dua organisasi kemanusiaan dan advokasi di India.

Pemerintah India dan perusahaan India menjual teknologi radar dan sistem pertahanan udara kendali jarak jauh kepada pemerintah militer Myanmar pada tahun 2021, kata lembaga swadaya masyarakat (LSM) India for Myanmar, yang membantu pengungsi dari negara yang dilanda perang melarikan diri ke negara tetangga India.

Tahun lalu, senjata artileri berat, detonator untuk bom dan perangkat pencitraan termal yang digunakan dengan senapan otomatis dan teropong dijual, kata LSM itu. Dan untuk menunjukkan dukungan kepada junta, Duta Besar India, Vinay Kumar, bahkan turut menghadiri upacara Hari Kemerdekaan Myanmar pada 4 Januari lalu, tambah LSM itu.

"Kami telah menemukan bahwa India menjaga hubungan yang sama dengan junta Myanmar seperti halnya bersama pemerintah sipil sebelumnya sebelum kudeta militer," kata Salai Dokhar, pendiri India for Myanmar.

Sebuah laporan PBB dari September lalu mengatakan bahwa Russia, Serbia, dan Tiongkok, juga telah memasok persenjataan mematikan sejak kudeta. Laporan dari Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia juga mencatat bahwa sebuah perusahaan milik negara India memasok stasiun senjata pertahanan udara yang dikendalikan dari jarak jauh.

LSM India for Myanmar mencantumkan dalam rilis berita bulan lalu empat contoh di mana India telah memberikan senjata dan teknologi kepada junta setelah kudeta.

Pada Juni 2021, Bharat Electronics Limited milik pemerintah India, diketahui telah menjual teknologi radar ke junta. Bulan berikutnya, perusahaan yang sama menjual sistem pertahanan udara kendali jarak jauh.

Pada 2022, perusahaan Tonbo Imaging mengirimkan teleskop yang digunakan dalam senapan otomatis dan senapan sniper. Dan Maret lalu, perusahaan India Sandeep Metalcraft mengirimkan detonator untuk digunakan dalam bom dan granat oleh militer Myanmar.

Dikecam

Seorang pejabat India menerangkan kepada Pelapor Khusus PBB bahwa Myanmar dan India berbagi masalah keamanan penting sepanjang 1.700 kilometer perbatasan bersama dan di Teluk Benggala. Pejabat itu mengatakan bahwa setiap transfer senjata yang mungkin dilakukan didasarkan pada komitmen yang dibuat dengan pemerintah sipil Myanmar.

"Pasokan detonator India untuk militer Myanmar tidak bisa dimaafkan," kecam juru bicara Justice For Myanmar, Yadanar Maung. "India secara langsung mendukung serangan tanpa pandang bulu junta terhadap warga sipil dengan mengizinkan ekspor komponen utama senjata yang digunakan militer untuk melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan," imbuh dia.RFA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top