Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sistem Pembayaran

LPPI Dukung Penerbitan Mata Uang Digital Bank Sentral

Foto : ISTIMEWA

Mirza Adityaswara, Direktur Utama LPPI

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Penerbitan mata uang digital bank sentral dinilai penting di tengah disrupsi di segala bidang akibat perkembangannteknologi. Langkah itu dimaksudkan agar masyarakat tidak beralih kepada mata uang digital lain seperti kripto.

"Bank sentral di berbagai belahan dunia mengambil posisi bahwa bank sentral mulai terbitkan mata uang digital sendiri," ujar Direktur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Mirza Adityaswara dalam Seminar LPPI G20 Seri 2 di Jakarta, Kamis (19/5).

Dalam beberapa minggu terakhir, dia menyebutkan berbagai kelas aset terutama pasar saham dan pasar kripto berjatuhan dan cukup drastis di Amerika Serikat (AS), Indonesia, dan beberapa negara.

Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan suku bunga acuan AS dan pengetatan likuiditas global.

Maka dari itu, Mirza menuturkan penurunan pasar kripto yang drastis memancing pertanyaan mengenai kelayakan kripto menjadi kelas aset investasi, apalagi sebagai sistem pembayaran.

Bank Indonesia sendiri mengambil sikap tegas bahwa aset kripto tidak bisa menjadi alat pembayaran, meski kripto telah dijadikan beberapa pihak lainnya sebagai alat investasi.

"Di global aset kripto ini memang sedang berkembang sebagai suatu aset digital dan ini ada berbagai macam diciptakan dengan teknologi blockchain," sebutnya.

Tak hanya mata uang digital bank sentral, ia menambahkan, pembayaran lintas negara di tengah perang Rusia dan Ukraina pun sedang menjadi perhatian karena negara barat memberi sanksi kepada Rusia untuk tidak bisa mengikuti sistem pembayaran internasional yang disebut SWIFT.

Oleh karenanya, sanksi tersebut membuat banyak negara berpikir terkait sekuritisasi sistem pembayaran negara jika suatu negara besar seperti Russia dikenakan sanksi dalam sistem pembayaran internasional.

Aset Spekulatif

Sebelumnya, Ketua Komite Sekuritas dan Bursa AS (SEC), Gary Gensler memperingatkan aset-aset mata uang kripto sangat spekulatif dan investor di dalamnya membutuhkan lebih banyak perlindungan atau mereka bisa kehilangan kepercayaan di pasar.

Umumnya, lanjut Gensler, orang yang membeli mata uang kripto tidak mendapatkan keterbukaan yang mereka dapatkan ketika mereka melakukan pembelian aset lain di sekitar hal-hal seperti apakah platform perdagangan yang mereka gunakan benar-benar berdagang terhadap mereka, atau apakah mereka benar-benar memiliki aset yang mereka simpan di dompet digital.

"Kami memiliki tawar-menawar dasar ini: Anda investor publik dapat membuat pilihan tentang risiko yang Anda ambil, tetapi seharusnya ada pengungkapan penuh dan adil, dan orang-orang tidak seharusnya berbohong kepada Anda," katanya di konferensi tahunan Financial Industry Regulatory Authority's di Washington.

Pernyataannya muncul setelah keruntuhan spektakuler TerraUSD minggu lalu, yang disebut stablecoin yang kehilangan patok 1 banding 1 dollar AS.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top