Lonjakan Harga Pangan Global Berpotensi Memicu Krisis Sosial
Proteksi bahan pangan masing-masing negara pun mulai dilakukan dan tidak ada lagi slogan pro-ekspor untuk bahan pangan. Walaupun dampak inflasi global di Indonesia relatif kecil dibanding dengan inflasi global dan di negara lain, namun harus bersiap diri dan mengantisipasi terhadap imbas inflasi global.
"Dibutuhkan gotong royong, dialog sosial, dan kerja sama antara berbagai pihak termasuk pemerintah, pelaku usaha, buruh untuk menghadapi tantangan krisis ini," katanya. Indonesia juga memegang peran yang kritikal dalam mempererat kerja sama ekonomi internasional ini, terutama melalui Presidensi G20.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Katolik Atmajaya Jakarta, Yohanes B. Suhartoko, yang diminta pendapatnya mengatakan pemerintah dan pelaku usaha harus memperkuat kemandirian pangan. Pelaku usaha misalnya masuk dengan cara memperkuat investasi sektor pangan.
"Dalam jangka panjang perlu diimplementasikan politik pangan yang berorientasi pada bahan baku lokal," tegasnya.
Penguatan pangan lokal, kata dia, demi menekan kebergantungan impor pangan, sehingga pasokan pangan dalam negeri tidak rentan terganggu dampak global. Sedangkan untuk kemandirian pangan dalam jangka pendek perlu diperhatikan fluktuasi permintaan dan penawaran yang bisa diantisipasi.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya