Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Unggulan

Lima Provinsi Jadi Basis Ekonomi Kreatif

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

BANDUNG - Lima provinsi akan menjadi basis pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia, yakni Jawa Barat (Jabar), Jawa Timur (Jatim), Sumatera Utara (Sumut), Bali, dan DI Yogjakarta.

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan kelima provinsi tersebut akan menjadi pusat pengembangan dan menjadi acuan bagi provinsi lain untuk mengembangkan ekonomi kreatif.

"Kami fokus dulu disana, sementara lokasi lainnya akan pelan-pelan kami bangun," tegasnya dalam pertemuan kordinasi awal antara Bekraf dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk penyusunan data ekonomi kreatif di Indonesia, yang berlangsung di Bandung, Kamis (6/7).

Ia menambahkan setiap daerah nantinya dapat mengembangkan 16 subsektor ekonomi kreatif. Namun menurutnya aka nada tiga sektor yang menjadi prioritas ditambah tiga sektor unggulan yang kini semakin diminati. Tiga sektor utama itu, antara lain fesyen, kuliner, dan kriya. Tiga sektor ini sudah mampu memberikan dampak perekonomian kepada masyarakat. Bahkan tahun lalu mampu mendukung Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 7,38 persen.

Sementara tiga sektor lainnya yang akan dikembangkan lebih lanjut adalah musik, aplikasi atau game online dan film. Selama ini industri musik hanya dihitung dari data penjualan lagu secara fisik belum menghitung penjualan secara online bahkan konser-konser musik juga tidak dihitung. Sampai saat ini music hanya memberikan andil sebesar 0,47 persen. Sementara film memberikan andil sebesar 0,16 persen dan aplikasi online sebesar 1,77 persen.

Menurut Triawan, pemilihan enam sub sektor tersebut karena mampu meberikan efek luas bagi ekonomi lainnya. Ia menyontohkan, industry fesyen n akan terkait dengan industri sepatu, perhiasan, dan lainnya yang juga berdampak luas bagi ekonomi kerakyatan.

Jika dikembangkan lebih lanjut, keenam sektor itu dianggap memiliki potensi besar untuk mendorong perekonomian masyarakat. Bahkan, jika serius dikembangkan akan mampu memberikan andil lebih besar bagi PDB. "Tahun lalu 7,38 persen, saya kira ke depannya bisa memberikan andil bagi PDB diatas dua digit," ujarnya.

Cakupan Data

Sementara itu, Kepala BPS Suhariyono mengatakan pendataan ekonomi kreatif ini dilakukan sejalan dengan sensus ekonomi 2016 yang sudah selesai dilakukan. Tinggal lebih spesifik lagi, BPS untuk melakukan pendataan khusus bagi industry kreatif. "Untuk menambah data ekraf, Bekraf bersama dengan BPS tahun ini akan menambah jumlah cakupan data yang akan disusun, yakni profit usaha subsektor berdasarkan Sensus Ekonomi 2016, penyediaan Klasifikasi Baku Jabatan Indonesia (KBJI), data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan Tabei Input-Output (l-O) ekraf. Di samping itu, data Produk Domestik Bruto (PDB), tenaga kerja, dan ekspor akan tetap diperbaharui tahun ini," tambahnya.

Ia menegaskan data tersebut akan diselesaikan secepatnya, tidak lewat dari tahun ini. Dengan demikian mulai tahun 2018 mendatang Bekraf sudah dapat menggunakan data dari BPS tersebut. "Ekonomi kreatif dapat menjadi lokomotif baru dari gerakan ekonomi nasional," tegas dia. tgh/AR-2

Komentar

Komentar
()

Top