Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Lima Anggapan Keliru Ketika Memulai Bisnis, Bisa Buat Bangkrut

Foto : Freepik/Tirachardz

Ilustrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Memulai bisnis bisa menjadi salah satu hal paling menarik bagi sebagian orang, sementara sebagian lainnya berpikir memulai bisnis adalah hal yang menakutkan. Terlepas dari persepsi orang, memulai bisnis adalah hal yang menantang.

Ketika memulai bisnis, semuanya harus dipikirkan dengan matang mulai dari jenis bisnis, lokasi, pemasaran hingga tujuan yang hendak dicapai. Namun terlepas dari itu semua, banyak kesalahpahaman seputar memulai bisnis yang membuat sejumlah orang mengurungkan niatnya.

Dalam beberapa kasus, kesalahpahaman seseorang mengenai proses memulai bisnis juga bisa menghancurkan bisnis yang telah dibangun susah payah.

Melansir Entrepreneur, berikut lima kesalahpahaman umum tentang memulai bisnis yang harus Anda hindari:

1. Tidak memerlukan rencana bisnis

Salah satu kesalahan paling umum terkait memulai bisnis adalah Anda tidak perlu menuliskan rencana bisnis formal. Banyak orang mungkin berpikir menuliskan rencana bisnis kian buang-buang waktu mengingat Anda telah menghafalnya dalam kepala.

Contohnya adalah periklanan. Banyak perusahaan baru menghabiskan puluhan juta untuk iklan tanpa memikirkan audiens, anggaran, atau strategi kampanye mereka. Padahal, menulis rencana marketing sebelum berinvestasi dalam pembelian iklan apapun akan membantu meningkatkan prospek iklan dan menghemat biaya.

Rencana bisnis, baik yang merinci tujuan menyeluruh perusahaan maupun rencana keuangan yang memberikan proyeksi untuk pendapatan dan biaya, semuanya membantu Anda memvisualisasikan kemana arah perusahaan dari waktu ke waktu.

2. Sepenuhnya mengandalkan sumber keuangan tunggal

Mempelajari dasar-dasar menjalankan bisnis sebelum mencari pembiayaan merupakan hal yang sangat penting. Pasalnya, tak sedikit pemula yang justru berakhir dengan hutang bahkan sebelum bisnisnya berjalan.

Setidaknya, ada dua kesalahan keuangan umum yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak memiliki banyak pengalaman dalam menjalankan perusahaan. Pertama, terlalu mengandalkan pembiayaan eksternal dan tidak memiliki cukup uang pribadi yang diinvestasikan dalam bisnis.

Hal ini menyebabkan ketergantungan yang berlebihan pada pinjaman, yang bisa mempersulit ketika perusahaan bangkrut atau mengalami masalah.

Kedua, menghabiskan terlalu banyak uang untuk hal-hal yang tidak membantu kesuksesan bisnis, seperti ruang kantor yang mewah atau furnitur yang mahal.

3. Tidak boleh salah

Sebagai seorang pendiri, Anda memikul tanggung jawab penuh di pundak. Tapi ingat, semua orang membuat kesalahan. Tak masalah jika Anda melakukan kesalahan selama itu membuat Anda belajar dari mereka dan tak mengulanginya.

Sebaliknya, jika Anda tidak melakukan kesalahan, itu mungkin merupakan pertanda Anda tidak berusaha cukup keras dan itu adalah masalah sebenarnya.

Kesalahan adalah bagian dari proses. Mereka memberitahu Anda apa yang berhasil dan apa yang tidak. Kesalahan mengajarkan pelajaran berharga tentang diri Anda, produk, layanan, pelanggan, dan kompetitor.

4. Jangan langsung mengambil risiko saat pertama kali memulai

Sebagian dari kita mungkin berpikir untuk bermain aman ketika pertama kali memulai bisnis. Namun, tidak membuat keputusan berdasarkan risiko dapat membuat Anda kehilangan peluang yang signifikan.

Perlu diingat bahwa ketakutan adalah alasan mengapa banyak orang tidak mencoba untuk memulai bisnis mereka sendiri.

Ketika Anda dapat mengatasi ketakutan Anda dan mengambil risiko yang telah diperhitungkan, bukan tidak mungkin keputusan itu membuat bisnis Anda semakin berkembang.

Coba ingatkan diri Anda bahwa ketakutan sering kali merupakan tanda bahwa ada sesuatu yang lebih menonjol di cakrawala jika Anda memilih untuk mengatasinya. Ada banyak peluang di luar sana menunggu mereka yang siap mengambilnya.

Sebagai catatan, ambilah risiko yang sesuai dengan nilai dan tujuan Anda sebagai individu atau perusahaan.

5. Terus membandingkan perusahaan Anda dengan kompetitor

Walau memantau perkembangan kompetitor baik untuk perkembangan perusahaan Anda, coba ingat bahwa Anda baru memulai bisnis.

Daripada sibuk membandingkan, sebaiknya Anda fokus pada apa yang membuat perusahaan Anda unik dan pelan-pelan mengukir pangsa pasar untuk produk atau layanan Anda.

Pada tahap ini, perbandingan tidak produktif dan dapat menimbulkan kecemburuan atau hal negatif. Alih-alih membandingkan diri Anda dengan kompetitor, fokuslah pada tujuan dan bagaimana Anda dapat mencapainya dengan cara yang seefektif mungkin.

Melansir laman Entrepreneur, Anda dapat belajar dari orang lain, tetapi jangan mencoba meniru kesuksesan mereka. Pasalnya, tidak ada yang menjamin bahwa pendekatan yang dilakukan kompetitor akan bekerja sama baiknya pada bisnis Anda.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top