Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Lewat AKI, Kemenparekraf Dorong UMKM Naik Kelas 

Foto : Istimewa.

Sekretaris Kemenparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani saat meninjau stand pada acara Puncak AKI 2023.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Sebagai upaya mempercepat peningkatan perekonomian di daerah, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekaf) mengharapkan para pelaku UMKM mengikuti program Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) 2023. Program itu diharapkan dapat mendorong UMKM naik kelas.

Dalam acara Puncak AKI 2023, beberapa waktu lalu, Sekretaris Kemenparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani menyatakan kegiatan ini dapat menjadi kesempatan bertemunya pelaku UMKM dengan calon pembeli, bahkan investor, dan meningkatkan pemasaran produk.

"Tema gelaran AKI tahun ini adalah Collaboration Season atau yang memiliki makna musim kolaborasi. Semoga upaya untuk mendorong UMKM kita bisa 'naik kelas' dan percepatan ekonomi lewat AKI bisa terwujud," kata Giri dalam keterangan tertulisnya, Senin (10/9).

Dia menambahkan Pekan puncak AKI 2023 digelar di Senayan Park, Jakarta, dengan menampilkan produk-produk UMKM ekonomi kreatif yang telah terpilih dari 16 kabupaten/ kota se-Indonesia, mulai dari kuliner, kriya, fesyen, aplikasi gim, musik, dan film. Dalam acara tersebut, peserta dari program inkubasi dan desa kreatif Kemenparekraf ikut memamerkan produk mereka.

"Semua komponen dalam acara ini tentunya berkolaborasi, seperti pemerintah pusat dan daerah, yaitu Kemenparekraf dengan Pemda, media, serta sesama pelaku ekonomi kreatif, yaitu pihak swasta" kata Giri.

Salah satu UMKM yang ikut unjuk karya pada pekan puncak AKI 2023 adalah "Indang Apang", jenama lokal asal Kalimantan Tengah yang memproduksi kriya bermotif anyaman khas Dayak dari bahan rotan. Jenama tersebut merupakan pemenang dari gelaran AKI 2023 di Palangka Raya, Kalteng, sehingga terpilih untuk dapat memamerkan karyanya dalam puncak acara tersebut.

Pemilik "Indang Apang", Amelia Agustina mengatakan bahwa bahan baku utama yang digunakan dalam produknya adalah rotan dan kulit sapi. Dia mendapatkan kedua bahan tersebut dari petani dan pengrajin setempat yang telah dirangkulnya menjadi mitra produksi.

Dari bahan-bahan tersebut, dia mengkreasikannya menjadi produk bernilai jual mulai dari tas, dompet, sepatu, gantungan kunci hingga gaun. Lewat usahanya, Amelia berhasil meraup omzet Rp100-150 juta per bulan. Pembeli produknya tak hanya berasal dari Indonesia, tapi juga hingga luar negeri dengan memanfaatkan jasa titip belanja.

"Saya juga ingin memberi tahu masyarakat bahwa bahan ini memiliki nilai materi. Jangan hanya untuk sekadar hobi, tetapi jadikan juga sebagai mata pencaharian utama," katanya.??????

Amelia menjelaskan keunikan produk "Indang Apang" terletak pada motif anyaman khas Dayak yang terinspirasi dari hewan ataupun peristiwa di sekitar masyarakat. Dia mencontohkan motif Saluang Murik yang terinspirasi dari ikan saluang khas Kalimantan yang berenang ke muara.

"Selain itu, ada juga motif anyaman yang memiliki filosofi tersendiri dari sang penganyam seperti motif Mata Bilis memiliki bentuk seperti mata. Menurut penganyam, kalau kita meletakkan uang di tas dengan motif itu, rezeki akan ada terus," tutupnya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top