Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Leipzig "Bukan Tandingan" Bagi City dan PSG

Foto : Ronny Hartmann / AFP

Pelatih kepala Leipzig, Jesse Marsch

A   A   A   Pengaturan Font

MANCHESTER - RB Leipzig yang dicemooh oleh pendukung lawan karena menginjak-injak tradisi sepak bola Jerman menemukan diri mereka dalam posisi yang tidak biasa. Mereka tergabung dalam grup maut Liga Champions yang persaingannya dimulai, Kamis (16/9) dini hari WIB.

Manchester City dan Paris Saint-Germain (PSG) akan bertarung lagi di Grup A dengan kedua klub itu didukung oleh investor asal negara-negara Timur Tengah. Keduanya masih mengejar trofi pertama di Liga Champions.

Di tengah jatuhnya pendapatan akibat pandemi virus korona yang menutup stadion selama lebih dari setahun dan kegagalan proyek Liga Super Eropa, City yang dimiliki investor asal Abu Dhabi dan PSG yang didukung invsestor asal Qatar tak terlalu terpengaruh.

Tanpa hambatan oleh hilangnya penerimaan dari penjualan tiket dan didorong oleh pelonggaran peraturan Financial Fair Play, City dan PSG adalah pasangan kekuatan baru sepak bola Eropa.

PSG telah berhasil menyatukan kembali Lionel Messi dengan Neymar dan menolak tawaran Real Madrid untuk Kylian Mbappe, meskipun pemain pemenang Piala Dunia Prancis itu memiliki kurang dari satu tahun untuk menjalani kontraknya.

Pemain pemenang Piala Eropa 2020 Gianluigi Donnarumma, Georginio Wijnaldum, dan bek kanan Achraf Hakimi juga tiba di Parc des Princes pada bursa transfer musim panas.

City hanya memboyong satu pemain, tetapi memecahkan rekor transfer sebesar 100 juta pound (1,9 triliun rupiah) untuk pertama kalinya di Liga Inggris untuk mendapatkan Jack Grealish dari Aston Villa.

"Negara-negara yang mendukung klub sama berbahayanya dengan sistem seperti Liga Super," tulis presiden La Liga Javier Tebas di Twitter pekan lalu dengan Messi mengikuti tren yang ditetapkan oleh Neymar dan Cristiano Ronaldo meninggalkan Spanyol.

Didukung oleh raksasa minuman energi Red Bull, Leipzig adalah contoh lain dari kekuatan uang yang mengacak-acak kemapanan.

Leipzig belum memenangkan trofi utama dalam sejarah mereka Klub itu menjadi kurang disukai karena membuat aturan '50 + 1' untuk mencegah individu mana pun yang memiliki saham pengendali mayoritas dalam sebuah klub.

Red Bull, yang didirikan oleh miliarder Austria Dietrich Mateschitz, memiliki 49 persen, dengan 51 persen sisanya dimiliki oleh karyawan perusahaan. "RB Leipzig adalah proyek pemasaran murni. Dibuat semata-mata untuk memperkuat merek Red Bull," tulis majalah sepak bola 11Freunde setelah Leipzig mencapai semifinal Liga Champions pada 2020.

Namun, mereka belum menghasilkan goncangan seperti yang dimiliki City dan PSG terhadap sepakbola Inggris atau Prancis karena model yang sangat berbeda.

Alih-alih bersaing dengan Bayern Munich, Leipzig kehilangan pelatih Julian Nagelsmann dan pemain kunci Dayot Upamecano dan Marcel Sabitzer yang bergabung ke juara Bundesliga pada bursa tranfer musim panas.

Terlihat Sulit

Leipzig mengalahkan PSG di babak grup musim lalu dalam perjalanan mereka untuk mencapai babak 16 besar dengan mengalahkan Manchester United. Namun, harapan untuk mengejutkan salah satu dari dua favorit untuk kompetisi kali ini terlihat sulit menjelang perjalanan mereka ke Etihad Stadium, Kamis (16/7) dini hari WIB.

Di bawah pelatih baru Jesse Marsch, runner-up Bundesliga musim lalu itu kalah tiga kali dari empat laga Bundesliga dan takluk 1-4 dari Bayern pada akhir pekan. PSG berharap untuk mengawali dengan kemenangan ketika mereka mengunjungi Club Brugge di laga Grup A lainnya. ben/AFP/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Benny Mudesta Putra

Komentar

Komentar
()

Top