Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesehatan Prima

Lebih Memahami Antara Serangan Jantung dan Henti Jantung

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Berbicara tentang penyakit jantung, tak bisa lepas dengan istilah serangan jantung, salah satu penyebab kematian yang nyaris tak bisa terhindarkan. Tapi ada juga istilah henti jantung. Bagaimana membedakannya?

Anda mungkin lebih sering mendengar istilah heart attack dibandingkan cardiac arrest. Dalam bahasa Indonesia, heart attack diartikan sebagai serangan jantung. Sedangkan cardiac arrest adalah henti jantung.

Yang mana yang lebih mengancam jiwa dan membutuhkan pertolongan segera? Apakah hanya tim medis yang bisa melakukan pertolongan pertama? Apa yang mesti kita lakukan jika menghadapi situasi ini!

Serangan jantung dan henti jantung merupakan 2 tipe gangguan jantung yang menyebabkan jantung tidak dapat bekerja dengan normal. Jika tidak mendapat penanganan dengan tepat dan segera, kedua gangguan ini bisa berakibat fatal, hingga berujung kematian. Namun selayaknya pepatah, keduanya serupa tetapi tak sama. Mereka mempunyai perbedaan dari segi penyebab dan bentuk penanganannya.

Serangan jantung terjadi pada saat aliran darah yang mengandung oksigen menuju otot jantung tiba-tiba tersumbat dan jantung tidak bisa mendapatkan oksigen. "Mengapa bisa timbul penyumbatan pembuluh darah? Plak yang terdiri dari kolesterol, zat lemak, kalsium, dan fibrin dapat mengalami penumpukan pada saat dinding pembuluh darah mengalami kerusakan," ungkap Profesor Teguh Santosa, dokter ahli bedah jantung dari RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.

Penumpukan plak yang terus-menerus terjadi, lanjutnya, dapat mengakibatkan penebalan dan penyempitan pembuluh darah arteri. Ini dikenal dengan istilah aterosklerosis. Terjadinya aterosklerosis bisa berawal sejak masa kanak-kanak dan tidak menimbulkan gejala.

Aterosklerosis baru menimbulkan gejala pada saat area plak pecah di dalam arteri, yang menyebabkan gumpalan darah terbentuk di permukaan plak. "Gumpalan darah tersebut sebagian besar atau seluruhnya dapat memblokir aliran darah. Jika darah yang mengalir menuju otot jantung terblokir, terjadilah serangan jantung," terangnya.

Saat terjadi serangan jantung, seseorang bisa masih dalam kondisi sadar. Berikut gejala-gejala yang perlu diwaspadai (warning signs) sebagai tanda serangan jantung:

Rasa tidak nyaman di area dada kiri yang berlangsung salama beberapa menit dan dapat hilang-timbul atau menetap. Rasa tidak nyaman atau nyeri seperti perasaan ditekan, diremas-remas, atau ditimpa benda berat.

Rasa tidak nyaman menjalar sampai ke lengan kiri, pundak kiri, punggung, leher, bahkan area rahang.

Gejala lain yang menyertai ialah sesak napas, keringat dingin, mual, atau pusing.

"Jika serangan jantung tidak segera mendapat penanganan yang tepat, bagian otot jantung bisa mengalami kematian karena tidak mendapatkan cukup oksigen. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut infark jantung," jelasnya. pur/R-1

Bagaimana Penanganannya?

Kedua gangguan jantung ini pada prinsipnya membutuhkan penanganan segera (emergency). Setiap orang, tidak harus tim medis, dapat melakukan tindakan pertolongan pertama jika menghadapi kedua kasus ini. Mengapa pertolongan pertama menjadi krusial?

Ada yang disebut sebagai Waktu Emas (Golden Period) dalam penanganan serangan jantung maupun henti jantung. "Pasalnya, kalau otot jantung mulai mengalami kematian 80-90 menit setelah aliran darah berhenti dan dalam waktu 6 jam seluruh bagian jantung akan secara permanen mengalami kerusakan," ungkap Profesor Lukman.

Bila denyut jantung tidak segera diperbaiki, kesempatan hidup seseorang turun sebesar 7-10 persen setiap 1 menit. Tidak tersedianya asupan oksigen di otak selama 4-6 menit saja dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak yang tidak bisa diobati atau diperbaiki lagi.

Karena itu, Golden Period sangat berperan dalam tingkat perbaikan dan kesembuhan penderita. Semakin cepat mendapatkan pertolongan, semakin baik kemungkinan sembuh ke depannya.Karena itu, setiap orang bisa berperan untuk melakukan pertolongan pertama jika menemukan kasus seperti di atas.

Berikut tindakan-tindakan yang dapat lakukan sebagai pertolongan pertama untuk menyelamatkan korban :

1. Pastikan kondisi orang yang mau ditolong, apakah mengalami serangan jantung atau henti jantung.

2. Minta bantuan kepada orang sekitar dan amankan lokasi kejadian.

3. Jika korban masih dalam kondisi sadar, kemungkinan besar ia mengalami serangan jantung, yang perlu dilakukan:

- Tenangkan dan istirahatkan korban, bisa di lantai, duduk di kursi, atau bersandar pada dinding.

- Longgarkan semua pakaian korban.

- Tanyakan kepada korban, apakah membawa stok obat dari dokter. Jika ada obat golongan nitrogliserin,segera berikan. Cara pemberiannya dengan meletakkan tablet di bawah lidah.

- Segera hubungi UGD atau rumah sakit terdekat.

4. Jika korban dalam kondisi tidak sadar, tidak bernapas, dan tidak ada denyut nadi, kemungkinan besar mengalami henti jantung. Segera lakukan Cardiopulmonary Resustation (CPR) dengan siklus 30 kali kompresi dan 2 kali napas buatan (30:2). Jika di tempat tersebut tersedia Automated External Defibrillation(AED), Anda bisa menggunakan alat ini sampai tim medis datang. pur/R-1

Tentang Henti Jantung

Pada kesempatan berbeda, Profesor Lukman Hakim, ahli kardiologi dari FK Universitas Indonesia ini, mengatakan, serangan jantung bisa berujung kepada henti jantung. "Henti jantung disebabkan oleh gangguan elektrikal jantung, sehingga pompa jantung yang membawa oksigen terganggu. Sebagian besar henti jantung disebabkan oleh Ventrikel Fibrilasi (VF), yaitu kondisi ketika irama jantung menjadi cepat dan tidak teratur," ungkapnya.

Mengapa bisa terjadi Ventrikel Fibrilasi? Profesor Lukman mengatakan, jantung kita memiliki sinyal-sinyal listrik yang kerjanya diatur oleh nodus SA, nodus AV, dan bundel His. Sinyal listrik berjalan melalui ventrikel, kemudian merangsang sel-sel otot jantung untuk berkontraksi.

"Kontraksi ventrikel akan memompa darah ke tubuh dan paru-paru. Jika terjadi gangguan pada aliran listrik ini, maka kontraksi otot ventrikel menjadi tidak terorganisis dan frekuensinya menjadi cepat. Hal ini berpengaruh terhadap denyut jantung, yang akan menjadi cepat juga. Inilah yang disebut Ventrikel Fibrilasi," terangnya.

Ventrikel Fibrilasi bisa disebabkan oleh serangan jantung, penyakit jantung bawaan, penyakit otot jantung (kardiomiopati), gangguan keseimbangan elektrolit, atau sengatan listrik.

Berbeda dengan serangan jantung karena orangnya dalam kondisi sadar, pada henti jantung, umumnya seseorang tidak sadar. Berikut gejala-gejala (warning signs) henti jantung yang perlu diketahui:

- Pingsan tiba-tiba diikuti penurunan kesadaran.

- Nadi tidak teraba.

- Tidak bernapas.

- Terasa denyut jantung berdenyut cepat. pur/R-1

Komentar

Komentar
()

Top