Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konservasi Fauna

Lebih dari 21 Persen Spesies Reptil Terancam Punah

Foto : AFP/Florida Keys News Bureau/Andy Newman

Penyelamatan Reptil l Sejumlah aktivis sedang berupaya melepasliarkan penyu saat peringatan Hari Bumi di Marathon, Florida, AS, pada 22 April lalu. Berdasarkan penelitian terkini, lebih dari 21 persen spesies reptil saat ini terancam punah.

A   A   A   Pengaturan Font

PARIS - Setidaknya satu dari lima spesies reptil terancam punah, termasuk lebih dari setengah penyu dan buaya, menurut penilaian global besar pertama terhadap hewan berdarah dingin di dunia.

Penurunan bencana keanekaragaman hayati di seluruh dunia semakin dilihat sebagai ancaman bagi kehidupan di Bumi dan sama pentingnya dengan ancaman perubahan iklim yang saling terkait.

Ancaman terhadap makhluk lain telah didokumentasikan dengan baik. Lebih dari 40 persen amfibi, 25 persen mamalia, dan 13 persen burung dapat menghadapi kepunahan. Namun hingga saat ini, para peneliti belum memiliki gambaran yang komprehensif tentang proporsi reptil yang berisiko.

Dalam penilaian global baru, yang diterbitkan dalam jurnalNature, para peneliti menilai 10.196 spesies reptil dan mengevaluasi mereka menggunakan kriteria dari Daftar Merah spesies terancam dari International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Mereka menemukan bahwa setidaknya 1.829 spesies reptil atau 21 persen, rentan, terancam punah, atau sangat terancam punah.

"Ini melebihi jumlah spesies yang kita lihat terancam," kata rekan penulis Neil Cox, yang mengelola Unit Penilaian Keanekaragaman Hayati Internasional IUCN, yang jadi ketua pemantau penelitian ini.

"Sekarang kita tahu ancaman yang dihadapi setiap spesies reptil, komunitas global dapat mengambil langkah berikutnya dan berinvestasi dalam membalikkan krisis keanekaragaman hayati yang sering terlalu kurang dihargai," imbuh dia.

Buaya dan kura-kura ditemukan di antara spesies yang paling berisiko, dengan sekitar 58 persen dan 50 persen dari mereka yang dinilai ditemukan berada di bawah ancaman masing-masing. Cox mengatakan ini bisa terjadi karena dua spesies ini sering dieksploitasi secara berlebihan dan dianiaya.

Buaya dibunuh untuk diambil dagingnya dan disingkirkan dari pemukiman manusia, katanya, sementara penyu menjadi sasaran perdagangan hewan peliharaan dan digunakan untuk pengobatan tradisional.

Ancaman Iklim

Spesies terkenal lainnya yang berisiko adalah king cobra, ular berbisa terbesar di dunia yang amat menakutkan. Panjangnya bisa mencapai sekitar lima meter, memangsa ular lain di hutan di wilayah yang luas dari India hingga Asia Tenggara.

"Ular king cobra telah diklasifikasikan sebagai rentan dan kini sangat mendekati kepunahan," kata Cox. "Ini adalah spesies ikonik yang nyata di Asia dan sangat disayangkan bahwa bahkan spesies yang tersebar luas seperti ini benar-benar menderita dan menurun populasinya," imbuh dia, seraya menambahkan bahwa penebangan dan serangan yang disengaja oleh manusia termasuk di antara ancaman terbesar bagi ular tersebut.

Pertanian, penebangan, spesies invasif dan pembangunan perkotaan ditemukan menjadi salah satu ancaman bagi reptil, sementara orang juga menargetkan mereka untuk perdagangan hewan peliharaan atau membunuh mereka untuk makanan atau karena takut.

Perubahan iklim diketahui berperan menjadi ancaman langsung bagi sekitar 10 persen spesies reptil. Para peneliti berharap penilaian baru ini akan membantu memacu tindakan internasional untuk menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top