
Lebih 75 Negara Sepakat Pangan Jangan Dijadikan Senjata Perang

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken
NEW YORK - Lebih dari 75 negara, pada Kamis (3/8), mendukung komunike yang dirancang Amerika Serikat (AS) di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), untuk mengambil tindakan mengakhiri penggunaan pangan sebagai senjata perang, dan "kelaparan warga sipil sebagai taktik perang".
Dilansir oleh The Straits Times, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, akan merilis komunike ketika dia memimpin pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang kelaparan dan kerawanan pangan yang disebabkan oleh konflik.
Seorang pejabat senior AS mengatakan lebih banyak negara diharapkan untuk menandatangani.
"Blinken juga akan mengumumkan bantuan sekitar 362 juta dollar AS dalam pendanaan baru AS untuk mengatasi penyebab kerawanan pangan dan meningkatkan ketahanan di hampir selusin negara Afrika dan Haiti," kata seorang pejabat senior AS.
Sementara AS, Uni Eropa, dan lainnya menuduh Russia menggunakan makanan sebagai senjata perang dengan memperburuk krisis pangan global ketika menginvasi Ukraina pada Februari 2022, draf komunike tidak secara khusus menyebutkan negara mana pun. "Kami tidak berusaha mengubah ini menjadi pertikaian di Russia atau negara lain mana pun," kata pejabat AS itu.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya