Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Lebanon Perluas Penyelidikan Penyebab Ledakan

Foto : AFP/Marwan TAHTAH

Dampak Ledakan - Seorang perempuan duduk di tengah puing dalam rumahnya yang mengalami kerusakan akibat insiden ledakan di pelabuhan Kota Beirut, Lebanon, pada Jumat (7/8). Selain menimbulkan banyak korban jiwa, ledakan itu juga mengakibatkan ratusan keluarga kehilangan tempat tinggalnya.

A   A   A   Pengaturan Font

BEIRUT - Presiden Lebanon, Michel Aoun, pada Jumat (7/8) mengatakan pihaknya akan memperluas penyelidikan terkait penyebab insiden ledakan gudang amonium nitrat yang ada di pelabuhan di Kota Beirut pada Selasa (4/8) lalu yang telah menewaskan 154 orang dan melukai 5.000 orang lainnya, serta meluluhlantakkan sebagian kota tersebut serta menyebabkan gelombang kejut seismik di kawasan sekitarnya.

"Penyebab dari ledakan hingga saat ini masih belum dipastikan. Ada kemungkinan campur tangan eksternal dengan menggunakan misil atau bom atau aksi lainnya," ucap Presiden Aoun seperti dikutip dari media lokal.

Dalam pernyataannya, Aoun juga melihat kemungkinan jika ledakan itu disebabkan oleh kelalaian atau hanya sebuah insiden kecelakaan. Sebelumnya ia mengatakan ada material peledak yang amat berbahaya disimpan dalam kondisi sembarangan selama bertahun-tahun di gudang pelabuhan.

Pernyataan Aoun itu dilontarkan setelah Amerika Serikat (AS) mengatakan ada kemungkinan ledakan itu merupakan sebuah serangan. Israel yang telah beberapa tahun berperang dengan Lebanon, telah menepis ada hubungan dengan tragedi ledakan di Beirut itu.

Pada bagian lain seorang jaksa penuntut militer mengatakan bahwa pihak berwenang Lebanon telah menahan 20 orang staf pelabuhan di Beirut terkait dengan insiden ledakan ini. Menurut keterangan mereka, ledakan itu dipicu oleh api yang menyulut 2.750 ton amonium nitrat, yang disimpan di sebuah gudang di pelabuhan itu.

"Ke-20 staf ini telah ditahan untuk dimintai keterangan selama penyelidikan berlangsung," kata jaksa penuntut militer bernama Fadi Akiki.

Pernyataan Akiki itu disampaikan setelah seorang pejabat mengatakan bahwa bank sentral telah menerima perintah untuk membekukan aset tujuh pejabat pelabuhan dan pabean termasuk salah satunya yaitu Badri Daher, ketua otoritas pabean Lebanon.

Di tengah upaya evakuasi dan jumlah korban yang terus bertambah, kemarahan makin meluas di masyarakat Lebanon yang menganggap bencana itu terjadi karena ketidakmampuan para pemimpin menjalankan tugas. Banyak yang mempertanyakan bagaimana gudang penyimpanan dengan muatan bahan yang sangat besar dan eksplosif itu bisa dibiarkan tanpa pengamanan selama bertahun-tahun.

Sementara itu Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang mengunjungi Lebanon pada Kamis (6/8), menyerukan penyelidikan internasional secara independen terkait insiden ledakan ini.

"Penyelidikan internasional yang terbuka dan transparan diperlukan untuk mencegah hal-hal tak terungkap dan menimbulkan keraguan," kata Macron pada awak media sebelum meninggalkan Beirut.

Namun Presiden Aoun menolak seruan Macron itu dengan alasan kemungkinan-kemungkinan seperti yang ia telah kemukakan terkait penyebab ledakan dahsyat di gudang pelabuhan Kota Beirut.

Lonjakan Covid-19

Ditengah upaya penyelidikan atas insiden ledakan masih berlangsung, pada Kamis (6/8) otoritas di Lebanon justru mencatat adanya lonjakan kasus Covid-19 harian setelah peristiwa ledakan yang mengacaukan langkah penutupan dan pembatasan.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Lebanon yang dilaporkan oleh Kantor Berita Nasional, menyatakan ada 255 kasus Covid-19 baru pada Kamis. Dengan penambahan jumlah kasus harian itu, maka total warga yang terinfeksi Covid-19 di Lebanon menjadi 4.604 kasus, termasuk 70 kematian sejak wabah itu pertama kali merebak pada Februari.

Pandemi Covid-19 telah memperparah kesengsaraan Lebanon yang dilanda krisis akibat ledakan pada Selasa lalu. Ledakan telah membuat banyak orang lupa menggunakan masker, saat mereka berdesakan di dalam kendaraan, dalam perjalanan ke rumah sakit yang juga rusak akibat ledakan tersebut. SB/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top