Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Keberhasilan melaju ke babak semifinal dengan menyingkirkan juara bertahan Bayern Munchen menjadi langkah besar bagi PSG untuk meraih trofi Liga Champions.

Langkah Besar PSG

Foto : afp/FRANCK FIFE

lolos ke semifinal I Penyerang Paris Saint-Germain (PSG), Kylian Mbappe (kiri) mendapatkan ucapan selamat dari pelatih Mauricio Pochettino (tengah) seusai laga leg kedua Perempat Final Liga Champions kontra Bayern Munchen di Parc des Princes stadium, Paris, Rabu (14/4) dini hari WIB. Di laga itu, PSG kalah 0-1, tapi lolos ke semifinal berkat unggul agregat gol tandang setelah menang 3-2 di leg pertama.

A   A   A   Pengaturan Font

PARIS - Nasib raksasa Prancis, Paris Saint-Germain (PSG) di pentas Liga Champions dalam satu dekade terakhir dipenuhi dengan kekecewaan dan kekalahan spektakuler. Namun, keberhasilan menyingkirkan juara bertahan Bayern Munchen di perempat final dengan keunggulan agregat gol tandang adalah yang paling signifikan bagi PSG di era kepemilikan investor asal Qatar. PSG mendapatkan langkah besar menuju trofi Liga Champions.
Melawan tim yang menurut Mauricio Pochettino adalah yang terbaik di Eropa, PSG membalas dendam atas kekalahan 1-0 pada final musim lalu di Lisbon. Keberhasilan ini jelas diraih dengan sulit. PSG meraih kemenangan 3-2 pada leg pertama di Munchen pada pekan lalu dan diikuti dengan kekalahan 1-0 di Paris, Rabu (14/4) dini hari WIB. Eric Maxim Choupo-Moting mencetak gol kemenangan Bayern di menit ke-40.
Pada tahun-tahun sebelumnya, PSG mungkin runtuh di bawah tekanan. Namun, kali ini mereka bertahan untuk memenangkan pertandingan perempat final. Berbekal keunggulan gol tandang, PSG memastikan langkah menuju babak semifinal, menunggu pemenang antara Manchester City atau Borussia Dortmund.
Setelah pengambilalihan klub oleh Qatar Sports Investments pada tahun 2011, PSG menghabiskan waktu lama untuk berjuang dan membuat dampak dalam pertandingan sistem gugur Liga Champions.
Mereka membuang keunggulan pada leg pertama saat kalah gol tandang dari Chelsea di perempat final 2014 dan kemudian dari Manchester United di babak 16 besar pada 2019.
Ada juga penghinaan dari "remontada" melawan Barcelona pada 2017. Keunggulan PSG 4-0 pada leg pertama di babak 16 besar dilenyapkan oleh kekalahan 6-1 pada leg kedua di Camp Nou.
Kali ini mereka bertahan, meski kapten Marquinhos dan playmaker Marco Verratti sama-sama absen di leg kedua, dan Neymar kehilangan sejumlah peluang di babak pertama.
"Klub ini telah berkembang setiap hari, tahun ke tahun," ujar Presnel Kimpembe, kapten PSG pada laga melawan Bayern yang handballnya jelang laga usai menyebabkan tersingkirnya mereka secara dramatis melawan MU dua tahun lalu.
Keberhasilan menyingkirkan Bayern diraih setelah mereka juga menyingkirkan Barcelona di babak 16 besar dengan menang 4-1 di Camp Nou pada leg pertama. Itu juga merupakan balas dendam. Klub tim Catalan mengalahkan PSG pada babak sistem gugur dalam tiga kesempatan sebelumnya.
Dalam kedua pertandingan tersebut, PSG telah menunjukkan ketahanan yang kurang seperti yang mereka perlihatkan sebelumnya. Mereka telah mengalahkan dua kekuatan besar tradisional sepak bola Eropa dalam perjalanan ke empat besar, setelah mengalahkan Manchester United di fase grup.
"Kami pantas memenangi dua pertandingan ini, tapi saya rasa itu tidak menjadikan kami favorit sekarang," ujar pelatih Pochettino.
Namun, sukses menyingkirkan tim favorit membuat PSG kini tidak bisa dipandang sebelah mata. Tahun lalu perjalanan PSG ke final juga sangat mengesankannya. Mereka meraih kemenangan atas Dortmund, Atalanta, dan RB Leipzig. Namun ketiga klub itu tidak satu pun dipandang sebagai pesaing untuk memenangkan trofi. Dua kemenangan terakhir diraih dalam pertandingan satu leg pada "Babak Delapan Besar" di Lisbon.

Pertahankan Neymar
Laju PSG di Eropa musim ini datang tepat ketika hegemoni mereka di kompetisi domestik terancam. Peraih tujuh gelar Ligue 1 dalam delapan tahun terakhir itu saat ini tertinggal tiga poin dari pemimpin klasemen Lille dengan enam pertandingan tersisa.
Meski demikian, Liga Champions adalah yang terpenting. Kesuksesan di kompetisi klub elite Eropa itulah yang dapat meyakinkan duo superstar, Kylian Mbappe dan Neymar, untuk menandatangani perpanjangan kontrak.
Dua pemain termahal dalam sejarah sepakbola itu tiba di Paris pada 2017. Kontrak Neymar dan Mbappe sama-sama akan habis pada akhir musim depan. Barcelona tetap berminat untuk memboyong kembali Neymar, sementara Mbappe telah lama dikaitkan dengan Real Madrid. ben/AFP/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Benny Mudesta Putra

Komentar

Komentar
()

Top