Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pelestarian Lingkungan

Lahan Kritis Mangrove Turun Jadi 1,19 Juta Ha

Foto : istimewa

Gerakan Nasional - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya (tengah) pada acara penanaman mangrove dalam rangka Gerakan Nasional Peduli Mangrove, Pemulihan Daerah Aliran Sungai, dan Kampung Hijau Sejahtera, di Kota Manado, Sulawesi Utara, Selasa (9/7/).

A   A   A   Pengaturan Font

MANADO - Luas hutan mangrove kritis berhasil diturunkan dari 1,82 juta hektare (ha) menjadi tinggal 1,19 juta ha pada tahun 2018. Keberhasilan ini berkat upaya rehabilitasi yang dilakukan dengan dukungan berbagai pihak seperti Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja.

"Banyak yang sudah dilakukan pemerintah soal pengelolaan mangrove dan hutan pantai, di antaranya rehabilitasi mangrove seluas 31.673 ha melalui dana APBN," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya pada acara penanaman mangrove dalam rangka Gerakan Nasional Peduli Mangrove, Pemulihan Daerah Aliran Sungai, dan Kampung Hijau Sejahtera, di Kota Manado, Sulawesi Utara, Selasa (9/7/).

Rehabilitasi mangrove memanfaatkan APBN akan terus dilakukan seluas 2.000 ha setiap tahun. Gerakan penanaman tersebut diinisiasi oleh OASE Kabinet Kerja. Menteri Siti menyampaikan terima kasih kepada Ibu Negara, Iriana Joko Widodo dan pengurus OASE Kabinet Kerja yang telah berinisiatif dan menyiapkan program penanaman mangrove dengan baik.

Menurut Menteri, keterlibatan berbagai pihak seperti OASE Kabinet Kerja, pemerintah daerah, LSM, BUMN, dan swasta, mendukung keberhasilan rehabilitasi mangrove. Iriana Joko Widodo memang punya kepedulian besar terhadap kelestarian mangrove. Saat mendampingi Presiden Joko Widodo di pertemuan G20 di Jepang, Ibu Negara secara khusus menceritakan kegiatan pelestarian mangrove kepada istri-istri pemimpin negara anggota G20.

Sangat Besar

Menindaklanjuti langkah Ibu Negara ini, Menteri Siti Nurbaya menegaskan upayanya dalam mengintensifkan penanganan mangrove sebagai salah satu ekosistem yang memiliki potensi cadangan karbon yang sangat besar, terutama di tanahnya.

Menteri Siti berbicara secara khusus dengan Menteri Lingkungan dan Iklim Norwegia, Ola Elvestuen, di Throndheim terkait pengelolaan mangrove, setelah langkah Ibu Negara Iriana berbicara di KTT G-20 pertengahan Juni lalu di Osaka. Siti juga telah membahas hal ini dengan Menteri Lingkungan Hidup Inggris, Jerman, dan Australia.

Menteri Siti mengingatkan mangrove memiliki manfaat untuk melindungi erosi dan abrasi dan menjadi tempat berkembang biaknya fauna dan biota laut. Mangrove menjadi sumber pendapatan masyarakat melalui pemanfaatan ekowisata, hasil hutan nonkayu, dan silvofishery.

Lebih lanjut Siti Nurbaya menyatakan mangrove efektif untuk menahan gelombang tsunami. Hasil penelitian menyatakan tanaman mangrove selebar 100 meter dengan ketinggian akar 30 centimeter sampai 1 meter dapat mereduksi besarnya gelombang tsunami hingga 90%.

Ketua bidang V OASE Kabinet Kerja, Rugaya Usman Wiranto menuturkan kegiatan penanaman mangrove oleh OASE Kabinet Kerja merupakan inisiatif yang didorong oleh Ibu Iriana Joko Widodo. Kegiatan itu disertai dengan pemberian alat biopori dan pengolah kompos. sur/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top