Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Laga Pembuktian Sanchez

Foto : AFP/NELSON ALMEIDA
A   A   A   Pengaturan Font

Alexis Sanchez telah menunjukkan tanda- tanda bahwa dirinya kembali ke performa terbaik di Copa America.

PORTO ALEGRE - Alexis Sanchez mendapatkan dukungan kembali dan menunjukkan performa terbaiknya saat membela Chile di Copa America 2019. Rasa cinta dari pendukung timnas Chile telah didapatkan kembali oleh pemain Manchester United itu. Hal itu diungkap pelatih timnas Chile Reinaldo Rueda, jelang laga semifinal kontra Peru, Kamis (4/6) dini hari WIB.

Dalam 18 bulan terakhir di MU, Sanchez tampil mengecewakan. Situasi itu dialaminya setelah pindah dari Arsenal. Selama lebih dari tiga setengah musim bersama "The Gunners" menyusul kepindahannya dari Barcelona, Sanchez membangun reputasi dirinya sebagai salah satu penyerang yang paling ditakuti di Liga Inggris.

Dia dua kali terpilih sebagai pemain terbaik Arsenal dan tergabung dalam tim terbaik Liga Inggris musim 2014-2015.

Tetapi dalam 18 bulan bersama MU, Sanchez kehilangan bentuk dan kepercayaan dirinya. Kini klub raksasa Liga Inggris itu dilaporkan masih berupaya untuk menjualnya karena gajinya yang terlalu besar, 400 ribu pound (7 miliar rupiah) per pekan.

Namun Sanchez telah menunjukkan tanda-tanda bahwa dirinya kembali ke performa terbaik di Copa America. Dia mencetak gol penalti pada adu penalti dalam kemenangan atas Kolombia untuk mengirim Chile ke semifinal dan bertemu Peru.

Dia juga mencetak gol pada masing-masing dua pertandingan pembuka Chile, kemenangan atas Jepang dan Ekuador. Torehan itu berarti Sanchez mencetak gol lebih banyak di Copa America selama sebulan ini daripada yang dia lakukan di seluruh musim Liga Inggris 2017-2018 bersama MU.

Menurut Rueda, penyebab penurunan performa Sanchez di MU karena hilangnya rasa cinta para penggemar "Setan Meah" kepada dirinya.

"Di tim nasional dan ada perhatian yang mereka terima, para pemain ingin tempil dengan performa terbaik," ujar pelatih asal Kolombia, yang kurang disukai para pendukung Chile karena meninggalkan kiper Claudio Bravo dari skuad asuhannya di Copa.

Sanchez adalah pahlawan bagi negaranya dan menjadi salah satu bintang kemenangan Chile berturut-turut di Copa America pada 2015 dan 2016. Dua gelar itu merupakan capaian terbaik Chile sejauh ini di turnamen sepakbola antar negara Amerika Selatan itu.

Anak Ajaib

Sanchez dijuluki sebagai "Nino Maravilla" (anak ajaib) di tanah kelahirannya. Dia merupakan p enc e t a k gol terb a n yak Chile dengan 43 gol. Bahkan ada film yang dibuat tentang kehidupannya dan dia menjadi pemeran utama dalam film itu.

Selain mencetak penalti dalam kemenangan melawan Kolombia, Sanchez mencetak gol penentu dalam kemenangan 2-1 atas Ekuador, dan membantu dengan mencetak gol terakhir saat menang 4-0 atas Jepang.

Di MU, dia hanya mencetak satu gol Liga Inggris dalam 20 penampilan, meskipun sembilan kali menjadi starter. Dia tampak kehilangan sebagian besar waktunya di MU dan Sanchez terlihat kesulitan bekerja sama dengan rekan satu timnya. Situasi itu tidak dia temukan saat bersama klub-klub sebelumnya, Udinese, Barcelona dan Arsenal.

Tapi dia tidak sendirian menjadi pemain yang menempatkan musim buruk di belakangnya dengan tampil bagus saat bersama tim nasional. Pemain Kolombia James Rodriguez, yang tampaknya tidak diinginkan baik oleh klub asalnya Real Madrid atau Bayern Munich, tempat dia menghabiskan dua musim terakhir dengan status pinjaman, tampil bagus di Copa America.

Philippe Coutinho, yang diejek oleh para penggemar Barcelona dan dikritik oleh pers Catalan, mencetak dua gol dalam pertandingan pembukaan Brasil melawan Bolivia dan tetap menjadi starter dalam tim asuhan pelatih Tite.

"Itulah sebabnya para pemain seperti Coutinho, James atau Alexis, yang tidak memiliki musim hebat, menjadi diri mereka lagi saat bersama dengan tim nasional," ujar Rueda. ben/AFP/S-1

Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top