Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kunjungi Pura Goa Giri Putri

Foto : Koran Jakarta/selocahyo

Umat Hindu tengah melakukan upacara keagamaan di dalam Pura Goa Giri Putri, di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali.

A   A   A   Pengaturan Font

Masyarakat Bali dikenal dengan karakternya yang memegang teguh ajaran agama, adat dan tradisi. Bagi anda yang gemar akan wisata budaya, Pulau Nusa Penida juga memiliki situs andalan yang wajib dikunjungi. Terletak di Desa Pakraman Suana, Pura Goa Giri Putri dikenal dengan keunikan yang tidak ada duanya. Pura yang ditemukan sekitar era '90-an ini, diperkirakan telah ada sejak zaman Neolitikum.
Sesuai namanya, pura tersebut berada dalam sebuah gua yang sangat besar. Lokasi gua berada di atas tebing setinggi 150 meter diatas permukaan laut, dengan panjang di dalam hingga 260 meter.
Gua yang dihuni ratusan kelelawar ini memiliki empat Pelinggih, semacam tempat persembahan. Pertama, Pelinggih Ratu Syahbandar atau Dewi Kwan Im, secara umum diketahui oleh masyarakat Hindu merupakan perwujudan dari dewi yang dipercayai oleh kepercayaan di luar agama Hindu, khususnya Buddha.
Dalam pura ini, Dewi Kwan Im merupakan dewa yang baru dikenal, akan tetapi dipercayai dan dipuja oleh warga Desa Pakraman Suana sebagai Dewi Penguasa 7 Perdagangan yakni Ratu Syahbandar. Pelinggih yang lazim disebut Dewi Kwan Im merupakan lambang kebesaran Dewa Hindu sebagai pemelihara.
Selanjutnya, terdapat Pelinggih Pengayongan Altar Dewa Langit, kepercayaan dari Dewa Budha dan kebudayaan Tiongkok yang dipercayai sebagai pelimpah rejeki. Orang Buddha meyakini Dewa Langit/Thienkung adalah dewa-dewi yang berkuasa atas langit, cuaca, matahari dan bulan. Dalam kepercayaan Hindu di Desa Pakraman Suana tidak mengenal pemujaan Dewa-Dewi Langit/Thienkung, namun Dewa Langit dianggap sebagai dewa yang berkuasa adalah Dewa Tri Murti yang menguasai air, bumi, dan matahari. Maka Altar Dewa Langit dijadikan media pemahaman dalam sikap toleransi antar perbedaan keyakinan tetapi mengarah pada satu tujuan yang sama yakni memohon keselamatan dan keberhasilan.
Lalu ada Pelinggih Dewi Gangga yang dipuja sebagai dewi kesuburan dan pembersih segala dosa, serta dewi sungai yang suci yakni Sungai Gangga di India. Dan terakhir, Pelinggih Dewa Ganesha, yang dipuja pemeluk Hindu sekaligus Buddha, memandang pemujaan terhadap Dewa Ganesha dengan tujuan yang sama yakni memohon kebebasan dari marabahaya.
Sesuai akulturasi yang ada, pada saat-saat tertentu wisatawan dapat melihat langsung upacara yang dipimpin oleh pendeta Buddha maupun Hindu.
Tak hanya wisata religi, Goa Giri Putri juga memberikan sensasi petualangan dan keindahan alam. Untuk mencapai gua di atas tebing ini, pengunjung harus menaiki ratusan anak dan masuk lewat sebuah lubang sempit seukuran satu orang dewasa.
"Akses masuk Goa Giri Putri memang dibiarkan seperti itu. Tujuannya untuk melatih kesabaran orang yang ingin masuk, terutama yang datang untuk ibadah," kata salah satu pengurus pura.
Setelah berjuang merangkak sejauh beberapa meter dalam lorong kecil ini, kita akan disambut lanskap gua yang luas dan menakjubkan. Beberapa kelewar sekilas melintas di antara pilar-pilar stalaktit dan stalagmit kecoklatan, yang menggantung di langit gua. Jalan menuju ruang gua yang lebih luas tampak landai namun tetap harus berhati-hati sebab agak licin pada musim hujan.
Gua tersebut berbentuk memanjang ke belakang dengan beberapa perhentian sebagai tempat menggelar prosesi ritual. Sejumlah tempat duduk bagi peziarah dan payung-payung altar tampak di beberapa bagian gua yang agak pengap ini.
Pada bagian belakang, setelah situs persembahyangan terakhir, terdapat pintu keluar. Terkadang jalan keluar ini ditutup, dan pengunjung harus kembali lewat pintu masuk, namun akan lebih dekat menuju lahan parkir kendaraan.
Untuk memasuki pura yang berada dekat Pantai Atuh ini, pengunjung tidak perlu membeli tiket masuk. Wisatawan akan diminta untuk mengisi buku tamu disamping sebuah kotak donasi. Selain itu, pengunjung harus menggunakan kain yang bisa disewa di area tempat parkir dengan harga 10.000 rupiah per orang. SB/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top