Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, tentang Pembentukan Forum Pengarah Vokasi

Kualitas Pendidikan Vokasi Masih di Bawah Level Kebutuhan Industri

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Meski begitu, dalam perjalanannya kerap menemui beberapa hambatan, mulai dari kolaborasi yang hanya sampai pada penandatangan MoU hingga pembelajaran di tiap unit pendidikan vokasi tidak sesuai kondisi industri sehingga lulusannya sulit mendapat pekerjaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan Forum Pengarah Vokasi (FPV). FPV diharapkan dapat menjembatani kebutuhan industri dan proses pembelajaran di tiap unit pendidikan vokasi.

Untuk mengupas kolaborasi industri dan pendidikan vokasi itu, Koran Jakarta mewawancarai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim. Berikut petikan wawancaranya.

Menurut Anda, bagaimana kondisi pendidikan vokasi di Indonesia?

Kenyataannya sekarang, kualitas pendidikan vokasi itu masih belum di suatu level di mana industri semangat mengambil lulusan terbaik dari pendidikan vokasi. Kita melakukan berbagai macam kerja sama, tapi kenyataannya tidak ada hasilnya. Kerja sama hanya sebatas tanda tangan MoU saja. Proses ini analoginya hubungan industri dan pendidikan vokasi masih pacaran.

Kita ingin adanya "pernikahan massal" antara pendidikan vokasi dan industri. Pernikahan ini sah jika lulusan vokasi ada perjanjian kerja sama sampai rekrutmen. Kalau tidak diambil industri dan mendapat pekerjaan serta proses pembelajaran tidak sesuai dan tidak melibatkan industri, pernikahan tidak sah. Jadi, ada hubungan yang sangat mendalam antara kepercayaan dan simbiosis mutualisme.

Dari sisi pendidikan vokasi, apa yang tengah diupayakan?

Karena kita Kemendikbud kita harus terus belajar. Kita ingin belajar bagaimana industri melihat dan mengambil manfaat dari unit-unit pendidikan vokasi. Hampir semua CEO dan direktur perusahaan mengatakan yang sama. Masalah utama adalah talenta atau SDM.

Kami ingin menyadari bahwa unit pendidikan vokasi harus efektif mempersiapkan talenta-talenta muda untuk bisa masuk dan meningkatkan produktivitas industri. Mengingat industri sangat membutuhkan suatu arena pelatihan yang efektif.

Apa langkah konkret dari Kemendikbud untuk mempertemukan unit pendidikan vokasi dengan industri?

Salah satunya adalah dengan Forum Pengarah Vokasi (FPV). FPV ini dibentuk untuk menjadi jembatan antara industri di masing-masing sektor dan unit pendidikan vokasi. Forum pengarah vokasi ini dinamis dan senantiasa terus berkembang dengan begitu dapat memberikan nasihat dan rekomendasi konkret bagi Kemendikbud untuk mengubah sistem.

Bukan pendidikan vokasi kalau proses pembelajarannya tidak diarahkan dan dibantu oleh industri. FPV merupakan jembatan mencapai itu, selain juga pernikahan massal antara industri dan unit pendidikan vokasi.

Bagaimana mengukur keberhasilan FPV ini?

Satu-satunya matrik yang bisa kita gunakan untuk mengukur kesuksesan yaitu persentase daripada lulusan yang diserap industri. Jadi aturan mainnya jelas. Selain itu, kalau industri tidak melihat partisipasi dalam dunia pendidikan sebagai investasi program kita tidak berhasil.

Bagaimana cara pelibatan industri di pendidikan vokasi?

Harus ada partisipasi secara organik bukan dipaksa. Mereka diberi kebebasan dan kemerdekaan untuk mengintervensi proses pembelajaran, magang dengan jangka waktu yang panjang, sehingga bisa masuk dalam industri mereka. Itu satu-satunya cara menjamin kualitas untuk mengukur kesuksesan adalah adopsi lulusan ke dalam industri. muh ma'arup/P-4


Redaktur : Khairil Huda

Komentar

Komentar
()

Top