Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pendidikan Tinggi

Kualitas Lulusan Perguruan Tinggi Masih Rendah

Foto : ISTIMEWA

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mo­hamad Nasir.

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Indeks daya saing Indonesia sangat rendah, kalah dengan negara-negara tetangga. Berdasarkan data Global Competitiveness Index (CGI) 2017, dari 137 negara yang dinilai, Singapura di urutan 3, Malaysia nomor 23, Thailand di posisi 32, dan Indonesia di posisi 36.

"Kondisi ini sangat mengerikan," kata Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir, saat menyampaikan orasi ilmiah dalam peringatan Ulang Tahun Prodi MM FEB Universitas Gadjah Mada (UGM) Ke-30, di Yogyakarta, Senin (2/7).

Menurut Menristekdikti, rendahnya daya saing bangsa ini, salah satunya berasal dari dunia pendidikan tinggi. Menurutnya, kualitas lulusan dan kompetensi yang dihasilkan perguruan tinggi Indonesia masih lebih rendah dibanding negara tetangga.

Selain itu, dalam bidang publikasi ilmiah juga masih rendah. Hingga tahun 2014, jumlah publikasi ilmiah Indonesia baru diangka 4.000, sedangkan Singapura mencapai 19.000 publikasi dan Malayasia sebanyak 28.000 publikasi.

"Dengan perbaikan sistem, pada tahun 2017 jumlah publikasi Indonesia mencapai 18.500 ini di atas Thailand dengan 16.800 publikasi, dan pada 2018 ini sudah berhasil melampaui Singapura," ungkapnya.

Saat ini, jumlah publikasi karya ilmiah di jurnal internasional tertinggi masih ditempati Malaysia. Karena itu, Nasir menargetkan pada 2019 mendatang Indonesia bisa menjadi pemimpin di ASEAN dalam publikasi ilmiah.

Impian ini, kata dia, tidak main-main, saat ini pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mewujudkan hal tersebut. "Mudah-mudahan di 2019 Indoensia bisa menjadi leader di Asia Tenggara," harapnya.

Langkah-langkah yang ditempuh di antaranya dengan meningkatkan anggaran bidang riset. Hal ini ditujukan agar bisa mendorong lahirnya publikasi yang semakin berkualitas. "Ini diperuntukkan bagi semua kampus dan PTN BH kita prioritaskan," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Nasir berpesan pada MM FEB UGM untuk berinovasi dan tidak lagi menggunakan sistem lama dalam menyiapkan lulusannya di era disrupsi ini. Demikian halnya dengan para mahasiswanya untuk siap dan memanfaatkan peluang dari perkembangan teknologi yang berjalan pesat. YK/E-3

Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top