Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Standarisasi Keuangan

KSEI Terapkan Penyelesaian Transaksi Efek Lewat BI

Foto : KORAN JAKARTA/WAHYU AP

TRANSAKSI EFEK - Direktur Utama KSEI, Uriep Budhi Prasetyo (kanan) bersama Dirut BEI, Inarno Djajadi (kiri) dan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen saat peluncuran sistem penyelesaian dana transaksi efek lewat bank sentral atau Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Jumat (9/8).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menerapkan sistem penyelesaian dana transaksi efek lewat bank sentral, dalam hal ini Bank Indonesia (BI).

Penerapan ini sesuai dengan salah satu Principles for Financial Market Infrastructures (PFMI) yang dikeluarkan oleh Committee on Payments of Market Infrastructure (CPMI) dan International Organization of Securities Commissions (IOSCO). PFMI merupakan standar internasional bagi infrastruktur pasar keuangan untuk memperkuat dan menjaga stabilitas keuangan.

Direktur Utama KSEI, Uriep Budhi Prasetyo, mengatakan penerapan penyelesaian dana atas transaksi pasar modal melalui Bank Sentral merupakan lompatan besar dan tonggak sejarah baru di industri Pasar Modal Indonesia, karena berhasil menyelesaikan salah satu rekomendasi kunci dari prinsip IOSCO yang memungkinkan Pasar Modal Indonesia mencapai tingkatan yang lebih tinggi lagi sehingga dapat bersaing dengan pasar modal global.

"Kita juga patut bangga karena Indonesia menjadi negara pertama di kawasan Asia Tenggara yang telah menerapkan mekanisme Full CeBM," ungkapnya di Jakarta, Jumat (9/8). Sejak implementasi pada 22 Juli 2019 hingga 2 Agustus 2019, nilai perputaran dana di Bank Indonesia terkait penyelesaian transaksi di pasar modal sebesar 11,4 triliun rupiah dengan rata-rata per hari 233 instruksi dan dana keluar 589 instruksi.

Dalam PFMI Nomor 9 tentang penyelesaian dana, menyebutkan bahwa penyelesaian dana untuk infrastruktur pasar keuangan akan lebih baik menggunakan Bank Sentral. Tujuannya, untuk meminimalkan dan mengendalikan risiko kredit dan likuiditas atas penyelesaian dana tersebut.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top