Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Forum ISEAS

Krisis Myanmar Jadi Tantangan bagi Asean

Foto : AFP/Tobias SCHWARZ 

Menlu Singapura, Vivian Balakrishnan

A   A   A   Pengaturan Font

SINGAPURA - Krisis Myanmar bisa memakan waktu puluhan tahun untuk diselesaikan. Selama krisis ini terus berlanjut, hal itu akan menjadi tantangan bagi kemampuan Asean untuk melanjutkan agendanya menghadapi masa depan. Hal itu dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan, pada forum ISEAS - Yusof Ishak Institute pada Selasa (1/11).

"Ini adalah pembahasan yang sulit. Kami masih mempertimbangkan langkah lebih lanjut apa yang dapat kita ambil secara kolektif sebagai Asean, tetapi untuk mengambil langkah-langkah yang konstruktif dan bermanfaat karena prioritas kita tetap meringankan penderitaan rakyat Myanmar," ucap Menlu Balakrishnan, mengacu pada pertemuan khusus para menlu Asean di Jakarta pada 27 Oktober lalu terkait masalah ini.

Pernyataan Menlu Balakrishnan diutarakan jelang KTT Asean di Phnom Penh pada 11 November mendatang, yang diharapkan akan membuat keputusan penting tentang krisis di Myanmar ini.

"Saya khawatir sudah waktunya bagi Asean untuk membuat beberapa keputusan sulit. Mari kita lihat apa yang terjadi selama dua pekan ke depan," ungkap Menlu Balakrishnan.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta militer Februari 2021, yang memicu konflik bersenjata.

Asean, sementara itu, belum mampu membujuk junta untuk mengambil langkah-langkah yang berarti menuju penyelesaian krisis, meskipun telah menyepakati lima poin konsensus pada April 2021.

Pemimpin junta, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, dan Menlu Myanmar, Wunna Maung Lwin, sejauh ini telah dikeluarkan dari proses perundingan tingkat tinggi Asean karena blok regional tersebut hanya mengundang perwakilan non-politik dari Myanmar pada pertemuan-pertemuannya.

Pemerintah junta di Myanmar telah menanggapi hal ini dengan tidak mengirimkan perwakilan, memprotes bahwa langkah tersebut merusak prinsip-prinsip non-intervensi dan konsensus Asean. ST/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top