Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Pembiayaan Perbankan

Kredit BNI ke Energi Kotor Anomali dengan Upaya Dekarbonisasi Pemerintah

Foto : ISTIMEWA

TIZA MAFIRA Associate Director CPI - Jangan mengeklaim green bond yang diterbitkan untuk membiayai EBT sebagai bentuk support, namun di sisi lain bank tetap menghidupkan pembiayaan ke perusahaan penambang atau pengguna batu bara.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Komitmen pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dengan transisi energi dari energi fosil yang kotor ke energi baru terbarukan (EBT) semestinya mendapat dukungan dari lembaga pembiayaan termasuk perbankan.

Bank-bank, khususnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN), semestinya berada di garda terdepan mendukung pembiayaan ke energi terbarukan dan kawasan ekonomi hijau yang berkelanjutan. Di sisi lain, lembaga keuangan semestinya mulai menurunkan portofolio pembiayaan ke energi kotor sebagai bentuk dukungan pada upaya memerangi pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim.

Associate Director di Climate Policy Initiative (CPI), Tiza Mafira, yang diminta pendapatnya dari Jakarta, Kamis (12/5), mengatakan kalau dilihat tren global, dunia perbankan sudah banyak yang membuat komitmen untuk tidak mendanai energi kotor, setidaknya melalui pernyataan yang mereka sampaikan ke publik. Bahkan, pendanaan dari investor luar negeri ke batu bara di Indonesia, sejak 2020 lalu trennya menurun.

Banyaknya lembaga pembiayaan global yang menarik diri justru dimanfaatkan oleh bank-bank dalam negeri, seperti PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk/BNI untuk membiayai sektor tersebut. Padahal, BNI sebagai salah satu Bank BUMN semestinya mendukung program pemerintah, apalagi sebagai Presidensi G-20, Indonesia mendorong untuk mempercepat transisi ke energi hijau.

"Jangan mengeklaim green bond yang diterbitkan untuk membiayai EBT sebagai bentuk support, namun di sisi lain bank tetap menghidupkan pembiayaan ke perusahaan penambang atau pengguna batu bara. Green bond BNI harus lebih besar dari kredit yang disalurkan ke energi kotor," kata Tiza.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top