Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilitas Keuangan - Proyeksi Pertumbuhan Kredit OJK di Bawah Bank Indonesia

Kredit Bank Diprediksi Tumbuh 7,5%

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Akselerasi pertumbuhan kredit bergantung pada sejumlah faktor, termasuk penurunan suku bunga pinjaman perbankan, penguatan daya beli masyarakat, rendahnya potensi risiko kredit.

JAKARTA - Otoritas meyakini penyaluran kredit perbankan tahun ini dapat tumbuh di atas tujuh persen meskipun pandemi Covid-19 di seluruh dunia, termasuk Indonesia, masih parah. Namun, pelaku industri perbankan justru mematok angka yang cenderung pesimistis.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan kredit perbankan tahun ini tumbuh di kisaran 6,5-8,5 persen secara tahunan (yoy) sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB). Angka tersebut di bawah proyeksi Bank Indonesia (BI) di kisaran 7-9 persen, tetapi di atas prediksi para bankir di rentang 5-7 persen.

"Kami optimistis, kami bisa meningkatkan peran sektor jasa keuangan. Untuk di perbankan kami perkirakan kredit akan tumbuh 7,5 persen plus minus 1 persen," kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Wimboh juga memproyeksikan Dana Pihak Ketiga 2021 akan mampu tumbuh sekitar 10-12 persen (yoy) melalui kebijakan strategis yang akan dilakukan dan didukung oleh sinergi antara pemerintah, Bank Indonesia dan pemangku kepentingan lainnya.

Baca Juga :
Tekanan Jual Mereda

Sementara itu, dia menuturkan penghimpunan dana di pasar modal pada 2021 diperkirakan akan meningkat kembali sebagaimana sebelum pandemi yakni di kisaran 150-180 triliun rupiah. "Ini didukung dengan maraknya penerbitan surat utang sebagai implikasi dari likuiditas global yang masih memadai dan berlanjutnya tren suku bunga rendah," ujarnya.

Dia melanjutkan untuk piutang industri perusahaan pembiayaan diperkirakan menunjukkan pertumbuhan positif pada 2021 seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat yang kembali pulih di kisaran 4 persen plus minus 1 persen (yoy). "Ini semua akan bisa mendukung pertumbuhan ekonomi kita ke depan," tegasnya.

Sebelumnya, Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyampaikan 2021 akan menjadi momentum pertumbuhan ekonomi dan kredit yang lebih baik. "Pertumbuhan kredit pada 2021 akan mencapai 7-9 persen," katanya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2020 pada 3 Desember 2020.

Di samping itu, dia menyampaikan kondisi likuiditas perbankan sudah sangat cukup dan didukung oleh suku bunga acuan BI yang rendah, bahkan saat ini merupakan level yang terendah sepanjang sejarah.

Pemulihan Ekonomi

Sementara itu, Ketua Himbara, Sunarso, mengatakan bank berpelat merah pemproyeksikan pertumbuhan kredit tahun ini di kisaran 5-7 persen. Angka itu lebih rendah dari perkiraan Bank Indonesia (BI) sebesar 9 persen.

Meski demikian, sambung Sunarso, langkah utama untuk mengatrol pertumbuhan kredit adalah dengan mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, pemerintah sudah menempuh sejumlah langkah tepat, seperti mengucurkan stimulus ke masyatakat bawah, dengan menyalurkan bantuan tunai dan bantuan sosial (bansos).

Dia menegaskan akselerasi pertumbuhan kredit tak hanya bergantung pada penurunan suku bunga pinjaman perbankan. Menurutnya, faktor pendukung lainnya mencakup konsumsi, daya beli masyarakat, potensi risiko kredit macet atau non performing loan (NPL) serta penjualan retail.

Karena itu, dirinya meminta agar proyek-proyek infrastruktur yang memilliki multiplier effect besar tidak boleh berhenti. Pasalnya, hal itu berpengaruh pada peningkatan penghasilan masyarakat sehingga berpengaruh terhadap penguatan daya beli.

ers/Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Antara

Komentar

Komentar
()

Top