Krecek Rebung Lumajang Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Kuliner krecek rebung khas Lumajang yang ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda Indonesia.
Foto: ANTARA/HO-Diskominfo LumajangLUMAJANG - Krecek Rebung yang merupakan salah satu kuliner tradisional Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, sehingga menorehkan kebanggaan di kancah nasional.
"Pengakuan itu menjadi bukti keunikan dan kekayaan budaya lokal Lumajang yang terus dilestarikan," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Lumajang Nugraha Yudha di Lumajang, Kamis.
Menurutnya, penetapan tersebut bukan hanya penghargaan terhadap kuliner yang ada di Kota Pisang itu, tetapi juga apresiasi atas warisan budaya yang kaya akan nilai sejarah dan tradisi.
"Krecek Rebung memiliki sejarah panjang dalam budaya kuliner masyarakat Pasrujambe dan sekitarnya. Proses pembuatannya yang rumit, dari pemilihan rebung hingga pengasapan tradisional, menjadi ciri khas yang membuatnya berbeda dari produk serupa di daerah lain," tuturnya.
Dengan statusnya sebagai warisan budaya tak benda Indonesia, kata dia, Krecek Rebung tidak hanya menjadi simbol kebanggaan lokal tetapi juga tanggung jawab besar untuk terus melestarikannya.
"Saya berharap penetapan itu dapat mendorong masyarakat, terutama generasi muda, untuk lebih mencintai dan menjaga kekayaan budaya lokal. Melalui pengakuan itu, kami ingin mengajak masyarakat Lumajang untuk terus menjaga tradisi itu agar tidak punah," katanya.
Pihaknya juga mendorong pelaku UMKM untuk memanfaatkan momentum itu dalam memperkenalkan Krecek Rebung ke tingkat nasional dan internasional.
"Krecek Rebung adalah bukti nyata bahwa kekayaan budaya lokal bisa menjadi identitas yang membanggakan, sekaligus potensi ekonomi yang menjanjikan bagi Kabupaten Lumajang," ujarnya.
Sementara pembuat Krecek Rebung, Lukman mengatakan Krecek Rebung yang sekilas menyerupai daging berbahan dasar bambu muda jenis jajang atau petung. Proses pembuatannya terbilang panjang dan unik, yakni rebung yang telah direbus selama 2-3 jam dipotong kecil, ditusuk seperti sate, kemudian diasapi secara tradisional selama satu hingga dua bulan di atas tungku.
"Pengasapan itu adalah rahasia kelezatan Krecek Rebung Lumajang karena lama pengasapan menentukan kualitas rasa. Semakin lama diasapi, semakin enak dan tahan lama," ucap warga Desa Pasrujambe itu.
Untuk penyajian, lanjut dia, masyarakat Lumajang biasanya mengolah Krecek Rebung dengan santan dan bumbu opor, sehingga hidangan itu semakin lengkap dengan tambahan lontong, sambal petis, bubuk kedelai, dan telur goreng.
"Rasa khas Krecek Rebung Lumajang tidak bisa ditemukan di tempat lain, karena proses pengolahannya menggunakan metode tradisional. Itu yang membuat rasanya istimewa," katanya. Ant
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Hari Terakhir Kampaye Pilkada
- InJourney Airports Raih Rating Platinum di Asia Sustainability Reporting Rating 2024
- Bappenas Targetkan Pertumbuhan Ekonomi Sasar Kelompok Bawah
- TNI Berperan Penting Ciptakan Suasana Kondusif Saat Pilkada
- Pasangan Risma-Gus Hans Sampaikan Permohonan Maaf di Akhir Masa Kampanye Pilgub Jatim