Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemilu 2019

KPU Sangkal Terdapat 25 Juta Pemilih Ganda

Foto : ANTARA/Hafidz Mubarak A

Cek Daftar Pemilih - Warga mengecek namanya dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS) di stan KPU DKI Jakarta di kawasan Bundaran HI, Jakarta, beberapa waktu lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Viryan Azis, membantah terdapat 25 juta identitas ganda pada Daftar Pemilih Sementara (DPS) Pemilu 2019. Menurut Viryan, memang ada potensi identitas ganda pada DPS Pemilu tetapi jumlahnya tidak sampai 25 juta.

"Dengan jumlah diduga 25 juta (data pemilih ganda), kami meyakini tidak sebanyak itu karena proses pemutakhiran data pemilih dilakukan secara berjenjang dan melibatkan banyak orang," kata Viryan di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (4/9).

Menurut Viryan, temuan 25 juta data pemilih ganda oleh kubu bakal capres-cawapres Prabowo Subianto- Sandiaga Uno berasal dari analisis tiga elemen data, yaitu Nomor Induk Kependudukan (NIK), nama, dan tanggal lahir.

Seluruh data tersebut, berasal dari soft file yang diserahkan KPU ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS), sebagai salah satu partai pengusung Prabowo- Sandi, pada saat rapat pleno penetapan DPS.

Namun demikian, sesuai Peraturan KPU Nomor 11 Tahun 2018 tentang Penyusunan Daftar Pemilih dan permintaan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dirjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, data yang diberikan KPU ke partai politik tidak bisa seluruhnya disampaikan.

Empat digit angka terakhir dari 16 digit angka pada NIK dirahasiakan dan diganti dengan tanda bintang. Hal itu demi menjamin kerahasiaan data pemilih dan keamanan data pribadi.

"Sangat mungkin analisis dilakukan dengan elemen NIK-nya tidak lengkap karena 4 angka terakhir diganti tanda bintang. Karena 4 angkat terakhir hilang, maka sejumlah NIK memang bisa menjadi sama," tutur Viryan.

Oleh karenanya, Viryan membantah data yang dihimpun oleh KPU tidak akurat. "Bukan tidak akurat, mereka mengecek dengan NIK yang berjumlah 12 angka," tegasnya.

Minta Bukti

Sementara itu, Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani, mengatakan kesalahan data memang sangat mungkin terjadi tetapi dengan tudingan ada penggandaan data hingga 25 pemilih tentu perlu dibuktikan.

"Berikan saja buktinya mana 25 juta yang berganda itu, minimal dengan random sampling, gitu dong," katanya. Sebelumnya, Sekjen PKS, Mustafa Kamal, menyebut saat ini koalisi opisisi tengah mengolah 137 juta daftar pemilih sementara (DPS) yang diberikan KPU.

Dari olahan tersebut diperoleh beberapa pemilih ganda. "Dari 137 jutaan pemilih dalam DPS terdapat 25 jutaan pemilih ganda. Di beberapa dapil ditemukan beberapa nama, bahkan satu nama bisa tergandakan 11 kali dalam satu TPS," kata Mustafa.Ant/rag/AR-2

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top