Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Korea I Blinken: Kerjasama Trilateral Penting Walau Ada Transisi Politik di AS dan Jepang

Korut Tingkatkan Pencegahan Perang Nuklir Tanpa Batas

Foto : AFP/Bryan R SMITH

Pertemuan Trilateral l ­(Dari kiri) Menlu Jepang, Yoko Kamikawa, Menlu AS, Antony Blinken, dan Menlu Korsel, Cho Tae-yul, saat bertemu di sela-sela Sidang Umum PBB di New York pada Senin (23/9). Pada pertemuan trilateral ini, ketiga menlu menegaskan untuk segera merampungkan pembentukan sekretariat trilateral pada tahun ini.

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Kim Yo-jong, adik perempuan dari pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un yang berpengaruh, pada Selasa (24/9) berjanji untuk secara terus-menerus dan tanpa batas memperkuat pencegah perang nuklir Korut terhadap apa yang disebutnya ancaman Amerika Serikat (AS). Pernyataan Kim Yo-jong itu dilontarkan saat ia mengecam kedatangan kapal selam bertenaga nuklir AS di Korea Selatan (Korsel).

Kapal selam USS Vermont memasuki pangkalan Angkatan Laut di Busan, Korsel, pada Senin (23/9) untuk mengisi kembali perbekalan dan memberikan istirahat bagi awaknya.

"Pencegah perang nuklir Korut untuk mengatasi dan menahan berbagai ancaman dari luar harus ditingkatkan baik secara kualitas maupun kuantitas secara terus-menerus dan tanpa batas karena keamanan negara terus-menerus terpapar pada ancaman dan pemerasan nuklir AS," kata Kim Yo-jong dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor beritaKCNA.

Kim Yo-jong mengklaim bahwa kunjungan kapal selam tersebut merupakan bukti bahwa ambisi AS untuk sering mengambil alih aset strategis nuklir, membanggakan kekuatannya, meningkatkan ancamannya terhadap saingan dan menikmati hak istimewa hegemoniknya dengan kekuatan jahatnya dan cara apapun secara ekstrem.

Ia pun mengatakan tidak akan ada yang berubah dan menekankan bahwa keberadaan kapal selam bertenaga nuklir AS tidak akan pernah menjadi objek yang ditakuti. "Aset strategis AS tidak akan pernah menemukan tempat peristirahatannya di kawasan Semenanjung Korea," kata Kim Yo-jong.

Sekretariat Trilateral

Sementara itu dari New York dilaporkan bahwa Korsel, AS, dan Jepang, akan merampungkan pembentukan sekretariat trilateral saat pemimpin dari ketiga negara itu bertemu tahun ini.

"Para diplomat tinggi Korsel, AS, dan Jepang, telah menegaskan kembali komitmen mereka untuk membentuk sekretariat kerjasama trilateral, yang akan diselesaikan ketika para pemimpin bertemu akhir tahun ini," kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri AS.

Pada Senin lalu, Menlu Korsel, Cho Tae-yul, Menlu AS, Antony Blinken, dan Menlu Jepang, Yoko Kamikawa, bertemu di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, dan ketiganya menegaskan kembali upaya mereka untuk melembagakan kemitraan tiga arah.

Penekanan mereka pada penguatan kerjasama antarnegara muncul di tengah pertanyaan yang masih ada mengenai apakah kemitraan trilateral mereka dapat bertahan terlepas dari transisi politik di Washington DC dan Tokyo.

"Mereka mengakhiri dengan menegaskan kembali komitmen bersama kami untuk membentuk Sekretariat Trilateral AS-Jepang-Korsel, yang akan diselesaikan oleh ketiga pemimpin saat mereka bertemu sebelum akhir tahun ini," kata Matthew Miller, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS. "Langkah ini akan membantu melembagakan kemitraan penting ini di masa mendatang," imbuh dia.

Seoul, Washington DC, dan Tokyo, sebelumnya memang telah berupaya mendirikan sekretariat guna menjaga momentum kemajuan bagi kerjasama mereka yang tengah berkembang di bidang keamanan, teknologi, dan bidang lainnya. Selama pembicaraan ketiga menlu itu juga membahas perlunya koordinasi yang erat untuk menanggapi kerjasama militer yang semakin dalam antara Korut dan Russia, yang mereka yakini mengancam stabilitas di Asia Timur Laut dan Eropa, menurut Miller.

"Selain itu, mereka menegaskan penolakan keras terhadap segala upaya sepihak untuk mengubahstatus quo di Indo-Pasifik, dan menegaskan kembali pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan sebagai elemen yang tak tergantikan bagi keamanan dan kesejahteraan masyarakat internasional," kata Miller.

Pertemuan tersebut berlangsung saat Seoul, Washington DC, dan Tokyo memperdalam kolaborasi mereka guna melawan kekhawatiran ancaman dari Korut, yang telah meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea dengan pengungkapan fasilitas pengayaan uranium, uji coba senjata berkelanjutan, dan peluncuran balon pembawa sampah ke Korsel.

"Mereka sepakat untuk melanjutkan koordinasi yang erat guna memimpin upaya penerapan resolusi Dewan Keamanan PBB sambil menanggapi dengan tegas setiap provokasi dari Pyongyang," kata kementerian tersebut.

Dalam sambutan pembukaannya, Menlu Blinken mengatakan bahwa kerjasama trilateral akan tetap penting terlepas dari perubahan kepemimpinan di AS dan Jepang. ST/Yonhap/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top