Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik Semenanjung Korea I Korut Pertahankan Nuklir untuk Maksimalkan Posisi Tawar

Korut Lanjutkan Perlucutan

Foto : AFP/NICHOLAS KAMM
A   A   A   Pengaturan Font

Kelompok pemantau 38 North melaporkan Korut terus melanjutkan perlucutan di fasilitas peluncuran misil Sohae. Namun AS menyatakan bahwa aktivitas perlucutan yang dilakukan Korut belum maksimal.

WASHINGTON DC - Korea Utara (Korut) dilaporkan terus melanjutkan perlucutan di lokasi fasilitas peluncuran misil. Informasi ini diperoleh dari analisis citra satelit yang dibeberkan kelompok pemantau Korut, 38 North, pada Selasa (7/8) tengah malam.

"Berdasarkan citra satelit, mendapati Korut terus melanjutkan penghancuran fasilitas Sohae. Namun analis menyatakan masih ada bagian dari fasilitas dan persenjataan hulu ledak nuklir yang masih utuh untuk saat ini," demikian pernyataan 38 North.

Sementara analis menyimpulkan perlucutan di fasilitas peluncuran misil bisa jadi langkah besar bagi denuklirisasi terutama bagi Washington DC yang khawatir misil-misil dengan hulu ledak nuklir Korut bisa menjangkau daratan utama AS. Analis menambahkan bahwa Pyongyang sengaja mempertahankan persenjataan nuklirnya tetap utuh untuk memaksimalkan posisi tawar menawar.

Fasilitas peluncuran Sohae adalah lokasi kunci bagi peluncuran misil balistik antarbenua Korut yang lokasinya 200 kilometer di barat laut Pyongyang. Hasil citra satelit yang diambil pada 3 Agustus lalu mendapati bahwa struktur baja dari tempat pengujian roket secara vertikal telah dirobohkan. Tangki bahan bakar dan pengoksidasi juga telah dilucuti dari bungker-bungker.

Penghancuran juga terlihat dari landasan peluncuran Sohae dimana dua per tiga dinding sebelah barat dan sepertiga dinding sebelah utara telah disingkirkan.

Dalam citra satelit yang diperoleh 38 North pada 20 dan 22 Juli lalu, Korut telah menghancurkan dua fasilitas utama di Sohae yaitu struktur rel peluncuran untuk merakit dan memposisikan roket secara vertikal, serta landasan mesin roket untuk uji coba bahan bakar cair.

Perlucutan di Sohae dilakukan saat Amerika Serikat (AS) menyatakan akan mengambil tindakan lebih tegas agar Pyongyang mempercepat proses denuklirisasi sebagaimana pernah disepakati dalam pertemuan tingkat tinggi yang mempertemukan Presiden AS, Donald Trump, dan pemimpin Korut, Kim Jong-un, di Singapura pada 12 Juni lalu.

Pada Selasa (7/8) lalu, penasihat keamanan nasional AS, John Bolton, menyatakan bahwa Korut hingga saat ini masih belum mengambil langkah terpenting bagi denuklirisasi.

Peringatan AS

Semua peningkatan program nuklir itu dilakukan ditengah perundingan kerja sama ekonomi antara Korut dengan Tiongkok dan Korea Selatan (Korsel). Bulan lalu, AS mengeluarkan peringatan penerapan sanksi setelah Washington DC mengendus telah terjadinya pelanggaran embargo atas Korut dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dalam peringatan itu, Kementerian Luar Negeri AS mewanti-wanti agar komunitas internasional tetap menaati sanksi PBB yang masih berlaku hingga saat ini. "Komunitas internasional jangan sampai lengah untuk menekan Korut hingga mereka melakukan denuklirisasi," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri AS.

Walau ada seruan itu, Korsel bulan lalu meminta pada anggota Dewan Keamanan PBB untuk memberlakukan pengecualian terhadap sanksi dengan alasan untuk memuluskan kerja sama ekonomi antar-Korea. Sementara itu sejauh ini, PBB baru menyetujui masuknya bantuan kemanusiaan ke Korut.

SCMP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top