Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Korut Kecam Kunjungan Kapal Induk AS ke Pelabuhan Korsel

Foto : Korea Times/AP/Yonhap

Kapal induk USS Ronald Reagan dikawal saat tiba di Busan, Korsel. Kapal induk bertenaga nuklir tersebut tiba di kota pelabuhan Busan menjelang latihan militer gabungan AS-Korsel yang bertujuan untuk menunjukkan kekuatan mereka melawan ancaman Korea Utara.

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Pyongyang pada Jumat (13/10) mengecam kunjungan kapal induk USS Ronald Reagan ke pelabuhan Korea Selatan, dengan mengatakan bahwa hal itu menunjukkan Washington telah mencapai "fase paling serius" dalam persiapan menghadapi potensi perang nuklir.

Kapal induk bertenaga nuklir tersebut saat ini berlabuh di kota pelabuhan selatan Busan setelah latihan maritim bersama selama dua hari yang dilakukan bersama kapal-kapal dari Korea Selatan dan Jepang awal pekan ini.

Media pemerintah Korea Utara, KCNA menyebut, latihan tersebut, yang menyimulasikan intersepsi terhadap kapal penyelundup Korea Utara, merupakan sebuah "provokasi militer yang tidak terselubung".

Latihan ini merupakan lanjutan dari latihan tahunan Ulchi Freedom yang dilakukan AS-Korea Selatan, yang dianggap Pyongyang sebagai latihan invasi.

Kepala staf gabungan Seoul telah mengumumkan latihan tambahan akan dilakukan minggu depan.

"Skema serangan nuklir AS terhadap DPRK dan implementasinya telah mencapai fase sistematisasi dan visualisasi yang paling serius," komentar KCNA pada hari Jumat.

"Sudah jelas apa dampak yang akan terjadi di semenanjung Korea, di mana angkatan bersenjata dan senjata nuklir dalam jumlah besar saling berkonfrontasi satu sama lain, bahkan jika terjadi percikan api," tambahnya.

Korea Utara telah melakukan sejumlah peluncuran rudal yang memecahkan rekor tahun ini meskipun melanggar sanksi internasional, dan Pyongyang bulan lalu menetapkan statusnya sebagai negara nuklir dalam konstitusinya.

Korea Utara juga berjanji meluncurkan satelit mata-mata militer ke orbit bulan ini setelah dua upaya sebelumnya gagal, yang terakhir pada bulan Agustus.

Ketika upaya diplomasi terhenti, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol telah melakukan upaya bersama untuk memperbaiki hubungan yang tegang secara historis dengan Jepang, mantan penguasa kolonial negara tersebut.

Pada bulan Agustus, Yoon dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengambil bagian dalam pertemuan puncak tiga arah yang diselenggarakan oleh Presiden AS Joe Biden di Camp David, menyetujui rencana latihan gabungan reguler multi-tahun.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menggambarkan aliansi pertahanan yang sedang berkembang sebagai "ancaman terburuk yang sebenarnya".


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top