Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik Semenanjung Korea I Dua Korea Gelar akan Reuni Keluarga pada 20-26 Agustus

Korut Ingin Gelar Lagi KTT

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintahan di Pyongyang diduga menginginkan kembali terlaksananya pertemuan tingkat tinggi Trump-Kim. Informasi ini dilaporkan ditengah desakan dari AS agar Korut mempercepat proses denuklirisasi.

PYONGYANG - Pemerintah Korea Utara (Korut) diduga kuat menginginkan kembali dilaksanakannya pertemuan tingkat tinggi antara pemimpin Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Informasi ini disampaikan seorang pejabat Korut yang dekat dengan tampuk kekuasaan di Pyongyang pada CNN pada Senin (6/8).

"Korespondensi antara Trump dan Kim merupakan petunjuk positif," kata pejabat yang tak mau disebutkan jati dirinya.

Ditambahkan oleh pejabat Korut itu kemungkinan pertemuan tingkat tinggi bisa dilaksanakan pada pengujung tahun ini, walau lokasi pertemuan tingkat tinggi maupun waktunya masih belum ditentukan.

Informasi itu disampaikan ditengah-tengah keraguan bahwa KTT Trump-Kim pada 12 Juni lalu di Singapura, belum sempurna dalam mencapai tujuan denuklirisasi di Semenanjung Korea.

Pada akhir pekan lalu, Menteri Luar Negeri Korut, Ri Yong-ho, mengatakan bahwa AS telah membahayakan proses denuklirisasi karena mau memperketat sanksi ekonomi terhadap Pyongyang. Pejabat Korut menyatakan bahwa pemerintahan pimpinan Trump telah melakukan "taktik negosiasi" dengan memberikan penekanan terhadap Pyongyang, karena sebentar lagi AS akan menggelar pemilihan umum bagi memilih anggota legislatif.

"Yang Korut harapkan yaitu Trump dan Kim kembali melakukan negosiasi terkait syarat-syarat denuklirisasi," ucap pejabat Korut itu.

Tekanan dari AS datang karena Washington DC tak sabar dengan langkah denuklirisasi Korut. Intelijen AS bahkan baru-baru ini menyatakan bahwa Korut masih terus membangun misil terbaru dan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengatakan hingga saat ini Korut masih terus memproduksi bahan bakar nuklir. Laporan rahasia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan bahwa Korut terus mengembangkan program nuklir dan hal ini disebut telah melanggar sanksi internasional.

Reuni Keluarga

Pada bagian lain dilaporkan bahwa Korut dan Korea Selatan (Korsel) telah menyelesaikan perundingan terkait rencana reuni anggota keluarga Korea yang terpisah akibat Perang Korea 1950-1953. "Reuni keluarga ini akan digelar mulai 20 hingga 26 Agustus ini," demikian disampaikan Seoul pada Senin (6/8).

Saat pertemuan dua pemimpin negara dari Korut dan Korsel, Kim Jong-un dan Moon Jae-in, pada April lalu, disepakati bahwa reuni keluarga akan dilanjutkan.

"Sebanyak 93 orang dari Korsel akan pergi ke resor Gunung Kumgang, Korut, untuk bertemu dengan kerabat mereka dari Korut yang berjumlah 83 orang dalam reuni ini," demikian pernyataan Kementerian Unifikasi Korsel.

Reuni keluarga Korea Agustus nanti merupakan yang pertama sejak tiga tahun lalu. Jutaan warga Korea terpisah dari kerabatnya saat terjadi konflik yang berujung dengan terbagi duanya Korea. Sebagian besar dari mereka telah meninggal dunia sebelum berhasil melihat atau berkomunikasi dengan kerabat yang terpisah oleh tembok perbatasan.

Palang Merah Korsel mencatat masih terdapat 57 ribu warga yang masih hidup dan ingin bertemu dengan kerabat meraka yang ada di Korut.

Reuni keluarga Korea pertama kalinya dilakukan setelah pertemuan antar-Korea pada 2000 dan rencananya akan digelar setiap tahun. Namun rencana itu gagal terlaksana karena kian memburuknya hubungan dua Korea.

AFP/CNN/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top