Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Energi Baru Terbarukan

Korsel Bangun Ladang Angin Terbesar di Dunia

Foto : AFP/YONHAP

Megaproyek EBT l Presiden Korsel, Moon Jae-in, saat berbicara dalam video konferensi di ajang World Economic Forum dari Istana Kepresidenan Blue House di Seoul pada 27 Januari lalu. Pada Jumat (5/2) malam, Blue House mengumumkan akan membangun megaproyek ladang angin lepas pantai terbesar di dunia di barat daya Korsel.

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Sebuah kesepakatan bernilai 43 miliar dollar AS telah diteken pada Jumat (5/2) oleh pemerintah Korea Selatan (Korsel) untuk membuat ladang angin pembangkit energi lepas pantai terbesar di dunia. Megaproyek energi baru terbarukan (EBT) ini dicetuskan Seoul demi bisa mencapai target netralitas karbon pada 2050.
Korsel tak memiliki banyak sumber-sumber pembangkit energi dan amat mengandalkan batu bara impor yang merupakan sumber pembangkit energi yang murah namun amat menimbulkan polusi bagi memasok sekitar 40 persen kebutuhan listriknya.
Presiden Korsel, Moon Jae-in, telah mengumumkan target netralitas karbon tahun lalu dan pada saat bersamaan Korsel juga berupaya untuk mengakhiri fungsi pembangkit energi tenaga nuklir agar selanjutnya Negeri Ginseng bisa memanfaatkan EBT secara maksimal bagi memasok kebutuhan energi dalam negerinya.
Presiden Moon turut hadir dan menyaksikan upacara penandatanganan kesepakatan megaproyek EBT yang rencananya akan dibangun di lepas pantai Sinan di barat daya Korsel dan Presiden Korsel itu menyatakan bahwa megaproyek ladang angin di negaranya 7 kali lebih besar dari ladang angin terbesar di dunia saat ini.
Saat ini ladang angin lepas pantai terbesar di dunia berada di Hornsea 1 di Inggris yang memiliki kapasitas pembangkit sebesar 1,12 gigawatt.
"Posisi Korsel di Semenanjung Korea memiliki keuntungan secara geografis. Kami memiliki potensi tenaga angin yang tak terbatas di lautan dari 3 sisi dan negara kami telah memiliki teknologi yang terbaik di bidang EBT ini," ucap Presiden Moon.
Menurut perkiraan pemerintah Korsel, ladang angin ini akan memiliki kapasitas maksimum 8,2 gigawatt dan kapasitas itu setara dengan 6 pembangkit energi tenaga nuklir.
Kesepakatan megaproyek ini melibatkan 33 institusi yang berbeda termasuk di dalamnya dari pemerintah regional, operator pembangkit listrik KEPCO dan perusahaan swasta utama termasuk Doosan Heavy Industries & Construction, SK E&S, Hanwha Engineering & Construction Corp, CS Wind Corp dan Samkang M&T Co.
Presiden Moon mengatakan bahwa megaproyek membutuhkan waktu 5 tahun untuk memulai pekerjaannya, namun pihak pemerintah Korsel akan berupaya untuk mempercepat proses pengerjaannya.

Target 5 Besar
Tahun lalu Korsel mengumumkan target untuk menjadi salah satu negara dalam jajaran 5 besar negara yang memiliki jumlah pembangkit listrik tenaga angin terbesar di dunia pada 2030.
Korsel juga berencana untuk memangkas keberadaan pembangkit energi tenaga nuklir miliknya dari 24 unit menjadi 17 unit pada 2034 dan upaya pemangkasan itu akan mengakibatkan total pasokan energi listrik berkurang hampir setengahnya. AFP/I-1

Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top