Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Korea Utara Lockdown Pyongyang Akibat 'Penyakit Pernapasan'

Foto : AFP/KCNA

Foto yang dirilis oleh media pemerintah Korea Utara, KCNA, pada 2 Juli 2022 menunjukkan petugas tengah menyemprotkan disinfektan di sebuah toko di Pyongyang untuk menghentikan penyebaran Covid-19.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pihak berwenang di ibu kota Korea Utara, Pyongyang, telah memerintahkan penutupan wilayah (lockdown) selama lima hari karena meningkatnya jumlah kasus penyakit pernapasan yang tidak disebutkan, demikian dilaporkan oleh kantor berita NK News yang berbasis di Seoul pada Rabu (25/1) mengutip pemberitahuan pemerintah.

Menurut NK News, yang memantau situasi di Korea Utara, pemberitahuan tersebut tidak menyebutkan soal Covid-19 tetapi mengatakan bahwa penduduk di kota itu wajib tinggal di rumah sampai akhir Minggu dan harus melakukan pemeriksaan suhu beberapa kali setiap hari.

Pada Selasa (24/1), situs berita tersebut melaporkan bahwa penduduk Pyongyang tampaknya menimbun barang untuk mengantisipasi tindakan yang lebih ketat. Tidak jelas apakah daerah lain di negara itu telah memberlakukan penutupan wilayah baru.

Korea Utara membenarkan soal adanya wabah Covid-19 yang pertama di negara tersebut pada tahun lalu, tetapi pada Agustus, pemerintah menyatakan kemenangan melawan virus tersebut.

Negara yang tertutup itu tidak pernah mengonfirmasi berapa banyak orang yang tertular Covid. Hal tersebut tampaknya disebabkan karena negara itu kekurangan sarana untuk melakukan pengujian secara luas.

Sebaliknya, Korea Utara melaporkan jumlah pasien demam setiap harinya, di mana jumlahnya terus naik hingga mencapai sekitar 4,77 juta, dari total populasi negara tersebut yang mencapai sekitar 25 juta. Tetapi, Korea Utara belum melaporkan kasus seperti itu sejak 29 Juli tahun lalu.

Media pemerintah terus melaporkan tindakan anti-pandemi yang dilakukan untuk memerangi penyakit pernapasan, termasuk flu, tetapi belum melaporkan perintah lockdown.

Pada Selasa, kantor berita pemerintah negara itu, KCNA, mengatakan Kota Kaesong di dekat perbatasan dengan Korea Selatan, telah meningkatkan kampanye komunikasi publik "sehingga semua pekerja mematuhi peraturan anti-epidemi secara sukarela dalam pekerjaan dan kehidupan mereka."

Tidak jelas apakah daerah lain telah memberlakukan penguncian serupa dan media pemerintah belum mengumumkan tindakan baru apa pun.

Para ahli menyarankan bahwa kota terbesar di Korea Utara itu kemungkinan sedang menghadapi kemunculan kembali Covid.

"Covid menghilang dan muncul kembali tergantung pada suhu, tidak hanya di Korea Utara tetapi di seluruh dunia," kata Go Myong-hyun, seorang peneliti di Asan Institute for Policy Studies.

Semenanjung Korea saat ini berada dalam cengkeraman apa yang oleh para peramal cuaca digambarkan sebagai hawa dingin Siberia, dengan suhu di Pyongyang turun hingga -22 derajat Celcius.

"Masih terlalu dini bagi Korea Utara untuk merayakan kemenangannya atas virus... dengan penurunan suhu, Covid telah muncul kembali," kata Go kepada AFP.

"Korea Utara pasti sudah mempersiapkannya sampai batas tertentu, tetapi tampaknya virus itu muncul kembali sedikit lebih cepat dari yang mereka kira."


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top