Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik Semenanjung Korea

Korea Utara Lepas Warga Korea Selatan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Kementerian Unifikasi Korea Selatan (Korsel), pada Selasa (7/8) mengumumkan bahwa pemerintah Korea Utara (Korut) telah melepaskan warga Korsel yang menerobos perbatasan pada Juli lalu. Atas itikad itu, Kementerian Unifikasi Korsel telah memuji langkah kemanusiaan Korut.

"Kami telah menerima warga Korsel bermarga Seo, kelahiran 1984, di wilayah demiliterisasi perbatasan Panmunjom pada Selasa jam 11 siang," demikian pernyataan Kementerian Unifikasi Korsel. "Pemerintah kami mengapresiasi secara positif repatriasi ini yang dilandasi oleh niat kemanusiaan," imbuh mereka.

Seorang pejabat Kementerian Unifikasi Korsel yang tak ingin diungkap jati dirinya mengatakan pada kantor berita Yonhap bahwa Seo saat ini sedang diinterogasi oleh otoritas Korsel. "Kami ingin mengetahui alasan ia pergi ke Korut dan bagaimana ia bisa sampai sana," kata pejabat itu.

Selain Seo, sejak 2013 Pyongyang telah menahan 6 warga Korsel yaitu 3 misionaris dan 3 pembelot yang berasal dari Korut. Hingga saat ini, Seoul terus mendesak Korut untuk melepaskan mereka semua.

Pada Mei lalu, Korut juga telah membebaskan 3 warga Amerika Serikat (AS) juga dengan alasan kemanusiaan. Pembebasan itu dilakukan sebelum terjadi pertemuan tingkat tinggi antara Presiden AS, Donald Trump, dan pemimpin Korut, Kim Jong-un, di Singapura pada 12 Juni lalu.

Hubungan Korsel-Korut mulai membaik setelah terjadi pertemuan tingkat tinggi antara dua pemimpin negara pada April lalu. Hubungan Korut dan AS juga mulai membaik setelah pertemuan di Singapura.

Sayangnya peningkatan hubungan bilateral tak disertai langkah denuklirisasi yang disebut AS progresnya berjalan amat lambat. Karena alasan itu, Washington DC mendesak agar sanksi internasional terhadap Pyongyang jangan dikendurkan.

Tuntutan Australia

Pada saat bersamaan, pemerintah Australia telah mendesak Korut agar melakukan repatriasi atas 43 tentara Australia yang hilang dalam Perang Korea 1950-1953.

Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, pada Selasa, setelah ia bertemu dengan Menlu Korut, Ri Yong-ho, pada forum keamanan regional di Singapura pada akhir pekan lalu.

Berdasarkan catatan yang dimiliki pemerintah Australia, sebanyak 17 ribu personel militer mereka diterjunkan dalam Perang Korea sebagai pasukan PBB.

Dari total angka itu, 340 personel tentara Australia tewas, 1216 terluka, dan 43 dinyatakan hilang dan diduga semuanya telah tewas.

Seruan Australia itu disuarakan setelah Korut memulangkan sejumlah sisa kerangka jasad tentara AS yang juga terbunuh dalam konflik di Semenanjung Korea.

"Saya meminta agar sisa jasad tentara Australia juga dipulangkan," kata Menlu Bishop saat sesi wawancara dengan Sky News. "Kami sanggup menyediakan tim forensik dan ahli lainnya untuk menuju lokasi dikuburkannya tentara Australia di Korut, dan sepertinya Menlu Ri akan mempertimbangkannya," pungkas Menlu Australia itu.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top