Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Restrukturisasi Kredit - Total Kredit di Wilayah yang Terkena Bencana di Sulteng Capai Rp16,2 Triliun

Korban Gempa Diberi Kelonggaran

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, mengatakan nasabah bank yang menjadi korban gempa di Palu dan Donggala bisa mengajukan restrukturisasi kredit apabila kesulitan membayar angsuran kreditnya.


"Kita berikan kelonggaran untuk tidak ditagih dulu, direstruktur dan diberi kemudahan. Misalnya dendanya tidak dihitung atau dijadwal ulang. Itu tergantung kondisi nasabah dan banknya," ujar Wimboh, di Jakarta, Kamis (4/10).


Restrukturisasi adalah upaya perbaikan yang dilakukan dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya.


Wimboh menjelaskan dalam kondisi nasabah yang terkena dampak dari bencana alam, bank-bank biasanya memahami dan memberikan kemudahan kepada nasabahnya dalam memenuhi kewajiban angsurannya.


"Tapi biasanya banknya ngerti. Justru banknya yang minta kepada kita, nasabah ini tidak ditagih dulu boleh tidak? Kami bilang ini boleh tidak ditagih, direstruktur misalnya ditunda atau dikasih diskon, silahkan saja," kata Wimboh.


Berdasarkan data OJK, total kredit di wilayah yang terkena bencana di Sulawesi Tengah seperti Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Parigi Moutong, mencapai 16,2 triliun rupiah atau 0,3 persen dari total kredit industri perbankan.


Sementara itu, untuk total kredit yang terkena dampak bencana alam sendiri masih dihitung oleh otoritas. "Jadi ini total kredit, bukan yang terkena dampak. Dari 16,2 triliun rupiah, kita lagi hitung berapa yang betul-betul kena dampak.

Jadi yang direstruktur adalah yang betul-betul kena dampak. Nanti banknya masing-masing memilih mana yang bisa direstruktur," ujar Wimboh.


Wimboh berharap perekonomian di Palu dan wilayah lain yang terkena gempa dan tsunami, dapat cepat pulih kembali. Oleh karena itu, diperlukan sinergi dari semua pihak, termasuk otoritas dan industri perbankan.


"Kita itu sebenarnya berharap ekonomi cepat recover. Ini aspek kemanusiaan kita dan bantu supaya ekonomi cepat pulih di situ, itu lebih penting.

Bagaimana OJK bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat, membantu mereka yang kena dampak supaya tidak terlalu kena beban. Yang punya usaha bisa bangkit kembali segera, itu lebih penting," ujar Wimboh.


Pulihkan Layanan


Sebelumnya, Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang terdiri dari Bank BNI, Bank BRI, Bank Mandiri, dan Bank BTN bersinergi memulihkan layanan perbankan menurunkan relawan bantuan bagi para korban.


Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Survey, dan Konsultan Kementerian BUMN, Gatot Trihargo, melalui keterangannya di Jakarta, Selasa (2/10), menyampaikan Himbara langsung mengindentifikasi kerusakan-kerusakan infrasruktur layanan perbankan di lokasi yang terdampak, kemudian mencari solusi cepat untuk memulihkan layanan.


Tercatat, jumlah kantor cabang BNI yang sudah beroperasi mencapai 5 kantor, yaitu 1 kantor cabang di Kota Palu dan 4 kantor di Parigi. Pelayanan perbankan juga diperkuat oleh 22 mesin anjungan tunai mandiri (ATM), yaitu 8 unit di Kota Palu dan 14 unit di Parigi.


Sementara Bank Mandiri, sudah mampu mengoperasikan kantor cabang Sam Ratulangi dan 6 unit ATATM di Palu, Sulawesi Tengah.

Untuk kantor cabang dan ATM lain secara bertahap akan kami operasikan kembali setelah memastikan ketersediaan energi dan kesiapan fisik kantor layanan. BTN pun memastikan layanan perbankan dapat segera pulih pada pekan ini, khususnya mesin ATM. Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top