Koperasi Petani Harus Diperkuat Melawan Korporatokrasi
"Koperasi bisa menciptakan kemandirian ekonomi. Itu yang dilakukan negara maju di Skandinavia seperti Denmark dan Norwegia," kata Awan.
Demikian juga di Jepang, satu konferedersi (gabungan koperasi) masuk dalam sepuluh besar koperasi terbesar dunia dengan omzet 1.000 trilliun rupiah. "Indonesia mesti meniru itu jika ingin mengalahkan pangan impor," ungkapnya.
Dia menjelaskan bahwa koperasi petani di Jepang memiliki jaringan yang kuat, dari desa hingga pasar. Mereka bisa mengontrol dari hulu ke hilir, bahkan memengaruhi keputusan politik. "Jika kebijakan politik tidak pro pertanian, bisa diturunkan pejabatnya," tegas Awan.
Idealnya, kata Awan, program korporatisasi petani yang tengah didorong pemerintah berbasiskan pada koperasi-koperasi petani yang jumlahnya sudah banyak, tinggal meningkatkan standarnya. Selain itu, perlu diperkuat dari sisi kemampuan sumber daya manusianya dengan penguasaan teknologi informasi.
Kemudian, institusi kelembagaannya dibenahi dari sisi bisnis dan jaringan, dan selanjutnya mendorong mereka untuk menguasai sarana produksi, teknologi permodalan. "Intinya, pemerintah harus mendorong agar petani itu naik kelas," katanya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya