Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembinaan SDM

Kontantragis Pasok Produk ke 1.000 Pesantren

Foto : koran jakarta/teguh rahardjo

Kembangkan Koperasi - Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Rully Indrawan (tengah) didampingi Kepala Bagian Humas Kementerian Koperasi dan UKM, Darmono (dua dari kiri) serta Kepala Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM Kabupaten Garut, Hj Imas Nurjamilah (kiri) berdialog dengan pengurus dan anggota Koperasi Komunitas Mantan Napi Teroris dan Gerakkan Aktivis Radikal “Koperasi Kontantragis Sejahtera” di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Minggu (12/5). Rully Indrawan siap mendukung Koperasi Kontantragis agar mampu bersaing dan meningkat skala usahanya.

A   A   A   Pengaturan Font

GARUT - Koperasi Komunitas Mantan Narapidana Teroris dan Gerakan Aktivis Radikal (Kontantragis) menargetkan bisa memasok produk dan memperluas pasarnya ke seribu pesantren di Jawa Barat (Jabar).

"Saat ini kami baru bisa memproduksi 5.000 pieces per bulan dan habis dalam waktu singkat. Sementara potensi pasar sangat besar setidaknya ke 1.000 pesantren di Jabar," kata Ketua Umum Koperasi Kontantragis, Asep H Arsyad Alsadaad (di Jalan Nusa Indah Nomor 16 A Desa Jaya Raga Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Jawa Barat, Minggu (12/5).

Koperasi yang beranggotakan para mantan napi terorisme dan mereka yang aktif di gerakan radikalisme itu didirikan di Bandung pada 28 Oktober 2017. Koperasi itu selama ini menghasilkan produk unggulan sabun, kopi, dan cokelat ke pesantren-pesantren di berbagai daerah di Jabar.

Ia mengatakan koperasinya yang belum genap dua tahun ini didirikan memiliki peluang yang begitu besar untuk dikembangkan.

"Kami memproduksi sabun cuci muka zaitan, sabun pembersih lantai atau karbol dari sereh wangi, kopi, dan cokelat bubuk," kata Asep yang mengaku pernah tiga kali berurusan dengan aparat penegak hukum lantaran tersangkut kasus kekerasan dan terorisme.

Koperasi yang beranggotakan sekitar 200 anggota mantan napi terorisme dan aktivis gerakan radikal itu masih memiliki kapasitas produksi untuk semua produk berupa kopi, sabun, cokelat dalam jumlah yang terbatas. Padahal permintaan dan kebutuhan yang ada masih sangat besar.

"Kami terkendala keterbatasan modal dan perlu pendampingan juga pelatihan," kata Asep yang juga sempat terjun langsung dalam konflik di Maluku dan Poso.

Ia mencontohkan, untuk memproduksi 5.000 pcs kopi saja diperlukan modal hingga 60 juta rupiah.

Pasarnya semakin berkembang lantaran koperasi itu ditumbuhkan dan dirintis di tiga kota sekaligus, yakni Kontantragis Sejahtera di Garut, Kontantragis Bahagia di Tasikmalaya, Kontantragis Damai di Cianjur, dan Kontantragis Eureka di Purwokerto. Komunitas itu juga merintis koperasi serupa di Sumedang, Subang, dan Blitar. "Target kami bisa memasarkan rutin ke 1.000 pesantren," ucapnya.

Ke depan, koperasi itu ingin memperluas usahanya ke bidang peternakan burung puyuh yang sekaligus diharapkan menjadi usaha sampingan yang mendorong anggotanya untuk bisa sering berkumpul.

"Selama ini salah satu kendala kami adalah sulitnya anggota untuk berkumpul karena karakteristik anggota koperasi yang berbeda dengan koperasi umumnya," katanya.

Siap Mendukung

Sementara itu, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Rully Indrawan, mengatakan pihaknya siap mendukung Koperasi Kontantragis agar bisa semakin bersaing dan meningkat skala usahanya.

Ia menekankan siap membuka akses permodalan bagi koperasi itu, baik melalui LPDB KUMKM atau KUR sekaligus pelatihan, fasilitasi pemasaran, dan fasilitasi hak paten serta hak cipta untuk produk.

"Kami siap bersinergi dalam berbagai program Kementerian Koperasi dan UKM dari sisi perkuatan permodalan, pelatihan, dan berbagai program lainnya," kata Rully. tgh/E-3

Komentar

Komentar
()

Top