Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengembangan Pariwisata

Konsep "Storynomics Tourism" Tak Efektif

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah seharusnya membenahi terlebih dahulu destinasi wisatanya sebelum dipasarkan atau diperkenalkan ke dunia luar. Formula pengembangan destinasi wisata super prioritas dengan pendekatan storynomics tourism, yang dilakukan pemerintah bukan merupakan metode tepat menarik wisatawan.

"Ini kan marketing dengan mengeskplor daerah tersebut, karenanya benahi destinasinya dulu atau produknya baru diangkat dengan story telling ini," kata Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Azril Azhari di Jakarta, Selasa (6/8).

Azril mengatakan daya saing sektor pariwisata Indonesia lemah karena terdapat beberapa hal yang belum dibenahi secara maksimal, seperti keamanan dan keselamatan, kesehatan dan kebersihan, lingkungan, kualitas infrastruktur, informasi, dan komunikasi. "Contoh saja kalau untuk kesehatan dan kebersihan kan sanitasinya kurang, banyak toilet di tempat-tempat wisata masih sangat tidak layak," ujarnya.

Dia pun memberikan pembanding seperti wisata di Malaysia dan Thailand yang dianggap jauh lebih baik karena dari segi informasi pelayanan destinasi wisata sudah ada dan sangat memadai ketika para wisatawan baru tiba di bandara. "Infrastruktur untuk mendapat informasi pariwisata saja kita masih sangat kurang. Kita mau ke airport saja tidak ada brosur atau apa saja petunjuk wisata," katanya.

Aspek Pendukung

Azril mengatakan pembenahan terhadap hal tersebut berhubungan dengan dasardasar dari produk pariwisata seperti akomodasi, daya tarik, destinasi, dan event. Menurutnya, pemerintah melalui pendekatan storynomics hanya mengedepankan aspek daya tarik dan destinasi. "Harus seimbang karena dasar produk pariwisata tidak bisa berdiri sendiri-sendiri, mereka saling mendukung," ujarnya.

Dia melanjutkan, pemerintah seharusnya tidak hanya menonjolkan keunikan dan keaslian budaya dari suatu daerah untuk dijadikan destinasi wisata super prioritas tanpa memperbaiki dan mengembangkan aspek-aspek pendukung lainnya secara optimal.

"Bagaimana bisa wisatawan datang jika aspek pendukung seperti lingkungan, fasilitas, dan lain sebagainya masih sangat kurang. Perbaiki saja dulu kelemahan kita, pasti pengunjung akan tertarik untuk datang," katanya.

Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top