Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ibadah Haji | Rekam Biometrik dalam Proses Penerbitan Visa Tak Diwajibkan

Kondisi Kesehatan 44% Jemaah Haji Termasuk Berisiko Tinggi

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kondisi kesehatan lebih dari 44 persen jemaah haji Indonesia yang akan diberangkatkan pada musim haji tahun ini masuk dalam golongan risiko tinggi. Hal ini terungkap dari hasil pemeriksaan tahap I.

Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Bidang Pendayagunaan Sumber Daya dan Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Indro Murwoko, saat menyampaikan materi dalam Pembekalan Terintegrasi Petugas Haji Arab Saudi Tahun 1440 H/2019 M di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Rabu (24/4).

Ia mengatakan berdasarkan penetapan status risiko tinggi terdapat 94,403 (44,39 persen) jemaah risiko tinggi.

"Berdasarkan penetapan istithaah (kemampuan melaksanakan ibadah haji) 186,318 jemaah, atau sebanyak 87,60 persen jemaah telah ditetapkan status istithaah-nya," kata Indro. Ia menambahkan, pada pemeriksaan tahap I tercatat sebanyak 95.284 jemaah tidak risiko tinggi dan sebanyak 22.994 sisanya belum melakukan pemeriksaan kesehatan.

Pihaknya kemudian melakukan pemeriksaan kesehatan tahap kedua yang diikuti oleh 186.318 dan mendapatkan status pemeriksaan yakni sebanyak 106.869 memenuhi syarat istithaah kesehatan haji, 78.049 memenuhi syarat istithaah dengan pendampingan, 311 tidak memenuhi syarat istithaah kesehatan haji, 1.089 tidak memenuhi syarat istithaah kesehatan haji untuk sementara waktu.

Sementara yang belum periksa sebanyak 23.778 dan 2.585 tidak melakukan pemeriksaan kesehatan tahap 2.

Dari sisi umur, kata Indro, sebanyak 75.630 orang berusia 51-60 tahun, 47.201 orang berusia 61-70 tahun, 7.171 orang berusia 71-74 tahun, dan 5.283 orang berusia lebih dari 75 tahun. Kemudian sebanyak 54.550 orang berusia 41-50 tahun, 17.954 orang berusia 31-40 tahun, 4.113 orang berusia 21-30 tahun, dan 512 orang berusia sampai dengan 20 tahun.

Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya menerapkan strategi penyelenggaraan kesehatan haji yang baku. "Jadi akan dilakukan penguatan koordinasi, monitoring, dan evaluasi, kemudian penguatan komitmen politik, penguatan dukungan ulama dan masyarakat, dan Siskohatkes terintegrasi dengan Siskohat Kemenag," katanya.

Indro menambahkan, karena tingginya jumlah jemaah haji risiko tinggi maka petugas PPIH harus mengenali kondisi kesehatan jemaah dan pondokan.

Kasubdit Fasilitas Pelayanan Kesehatan Haji Kemenkes, Edi Supriyatna, menambahkan, Kemenkes mengimbau calon jemaah haji saat berada di Arab Saudi untuk mengindari kontak langsung dengan unta termasuk melakukan selfie atau swafoto di dekat hewan khas padang pasir tersebut.

"Hindari kontak langsung dengan unta seperti foto bersama unta atau minum susu unta langsung di peternakan. Kontak langsung dengan hewan termasuk unta menjadi salah satu faktor risiko yang bisa menjadi pemicu gangguan kesehatan bagi jemaah haji," ungkapnya.

Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Khoirizi, mengakui bahwa mayoritas atau sekitar 63 persen jemaah haji tahun ini adalah kaum lanjut usia (lansia).

Dengan fakta itu, kata dia, tantangan petugas haji semakin besar karena jumlah petugas haji tidak mengalami penambahan secara khusus.

Tak Wajib Biometrik

Sementara itu, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag), Nizar, mengatakan jemaah haji dan umrah kini tidak lagi diwajibkan untuk melakukan rekam biometrik dalam proses penerbitan visa.

Hal setelah Bagian Konsuler Kedutaan Besar Arab Saudi di Indonesia menyatakan menghapus kebijakan tersebut. "Saya sudah mengonfirmasi dan pengumuman itu benar adanya," tegas Nizar.

Sebagai tindak lanjut, Nizar sudah membuat surat edaran kepada seluruh Kakanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia.

Menurut dia, berdasarkan pengumuman tersebut, maka proses penerbitan visa bisa dilakukan tanpa harus menunggu rekam biometrik."Rekam biometrik akan dilakukan di Bandara Madinah dan Jeddah, kecuali bagi jemaah yang sudah melakukan perekaman di Tanah Air," pungkasnya. ruf/Ant/E-3

Penulis : Muhamad Ma'rup, Antara

Komentar

Komentar
()

Top