
Kondisi Ekonomi Global Sangat Dinamis

Perang tersebut telah menciptakan peningkatan inflasi yang terburuk dalam hampir 14 tahun bagi banyak negara maju hingga kemudian ditanggapi dengan pengetatan kebijakan moneter dan peningkatan suku bunga.
Langkah pengetatan kebijakan moneter dan peningkatan suku bunga menyebabkan tingginya capital outflow di banyak negara berkembang dan melemahnya mata uang.
Meski demikian, Sri Mulyani mencatat beberapa negara di Kawasan Asia-Pasifik masih memiliki kinerja yang baik seperti Filipina, Thailand, Malaysia, Vietnam dan Indonesia sepanjang triwulan I hingga III 2022. Dia mencontohkan, Indonesia bisa mempertahankan tingkat pertumbuhan di atas 5 persen selama empat kuartal berturut-turut dengan kuartal terakhir yaitu kuartal III-2022 yang mencapai pemulihan ekonomi sebesar 5,7 persen.
Permintaan domestik yang kuat dibarengi dengan ekspor yang kuat terutama ditopang oleh harga komoditas telah memberikan kontribusi sangat signifikan terhadap kinerja tersebut.
"Pemulihan di banyak negara Asia Pasifik lainnya juga relatif kuat. Lingkungan seperti ini akan menjadi salah satu tugas paling menantang yang harus dihadapi pembuat kebijakan pada 2023," kata Sri Mulyani.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya