Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Komoditas Bambu Jadi Andalan Ekonomi Petani di Lebak

Foto : ANTARA/Mansur

Para pekerja tengah menaikkan bambu ke atas truk diesel untuk dipasok ke Tangerang.

A   A   A   Pengaturan Font

Komoditas bambu di Lebak jadi andalan ekonomi petani

LEBAK - Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Banten, mengatakan saat ini komoditas bambu menjadi andalan ekonomi petani di daerah ini dan tersebar di 28 kecamatan mengingat permintaan dari berbagai daerah terus meningkat.

"Kami memperkirakan perputaran bambu itu hingga miliaran rupiah per bulan dan mampu meningkatkan kesejahteraan petani,"Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Rabu.

Bambu di daerah ini terlihat setiap sore hari sekitar ratusan truk mengangkut bambu berbagai jenis untuk dipasok ke Jakarta, Tangerang, Depok, Cikarang, Bekasi, hingga Kerawang.

Kebanyakan jenis bambu itu jenis mayan, ulung, apus, serat, bitung, dan tutul juga cocok untuk pembangunan rumah hingga kerajinan rumah tangga.
Menurutnya, perkebunan bambu di wilayahnya cukup banyak dan populasinya berkembang di sekitar bantaran aliran sungai, perkebunan dan setiap rumpun bisa menghasilkan produksi 30-50 batang.

"Kami bisa menjual sebanyak 1.500 batang bambu dengan harga Rp10 ribu/batang, sehingga menghasilkan pendapatan uang Rp15 juta/bulan," kata Sara (55) seorang petani warga Sajira Kabupaten Lebak.
Perkebunan bambu miliknya jenis bambu bitung seluas satu hektare dengan memiliki ratusan rumpun dengan perkiraan satu rumpun sebanyak 30 sampai 50 batang.
Produksi bambu itu bisa mencapai 1.500 batang/ bulan dan jika ditampung harga Rp10 ribu per batang maka bisa menghasilkan uang Rp15 juta per bulan.
Pendapatan sebesar itu,kata dia, tentu menjadikan andalan ekonomi petani.Karena itu, dirinya hingga kini mengembangkan perkebunan bambu.
"Kami merasa terbantu ekonomi keluarga dari hasil perkebunan bambu itu,"katanya menjelaskan.
Begitu juga petani lainnya H Juned (60) warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan dirinya bisa menghasilkan pendapatan Rp20 juta dengan menjual bambu sebanyak 2.000 batang per bulan dengan harga Rp10 ribu per batang.
Perkebunan bambu miliknya seluas 1,5 hektare dengan ratusan rumpun dan bisa menjual per bulan.
"Saya kira dari pendapatan Rp20 juta bisa meraup keuntungan Rp15 juta setelah dipotong biaya penebangan dan pengangkutan," katanya menjelaskan.
Menurut dia, selama ini, harga bambu relatif baik di pasaran karena permintaan cenderung meningkat.
Kebanyakan para penampung bambu itu para tengkulak dan dipasok ke berbagai daerah untuk proyek pembangunan juga untuk permintaan toko material bangunan dan aneka kerajinan.
"Kami mengembangkan perkebunan bambu itu sudah 45 tahun untuk pendapatan ekonomi keluarga," kata Juned.

Redaktur : -
Penulis : Antara, Alfred

Komentar

Komentar
()

Top