Komnas HAM Minta Parpol Tunjukkan Rekam Jejak Paslon Bukan Gimik
Komisioner Komnas HAM Anis Hidayah
Foto: ANTARA/Putu Indah SavitriJAKARTA - Komisioner Komnas HAM Anis Hidayah meminta partai politik (parpol) seharusnya mengedukasi pemilih pemula dengan menunjukkan rekam jejak pasangan calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) terkait hak asasi manusia (HAM), bukan justru menonjolkan gimik politik.
"Saya kira penting untuk memberikan edukasi dan pengetahuan tentang rekam jejak HAM setiap paslon kepada pemilih," kata Anis di Jakarta Pusat, Sabtu (2/12).
Dia menilai banyak gimik politik yang bertebaran dan menyasar kepada para pemilih pemula. Menurut dia, pemilih pemula pun mudah tertarik dengan gimik tersebut sehingga tidak memiliki kedalaman pengetahuan tentang paslon yang dipilih.
- Baca Juga: Banjir Kabupaten Bandung
- Baca Juga: Rapat Persiapan Libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
Karena itu menurut Anis, para pemilih pemula harus jeli dalam memilih pemimpin dengan cara mencari tahu rekam jejak dan memegang visi-misi yang ditawarkan. "Penting bagi pemilih pemula memahami rekam jejak pasangan terkait dengan HAM dan kedua yang bisa dipegang dokumen visi misi. Rekam jejak HAM yang bisa dilihat dan dokumen visi-misi yang bisa kita pegang," ujarnya.
Hal tersebut menurut dia, akan membuat para pemilih memilih pemimpin berdasarkan rekam jejak dan kedalaman visi misinya, bukan gimik semata.
Dengan demikian, dia yakin pemimpin yang akan terpilih merupakan sosok yang bebas dari pelanggaran HAM masa lalu.
Hati Nurani
Sementara itu, Cawapres Mahfud MD mengingatkan masyarakat agar memilih calon pemimpin sesuai dengan hati nurani serta tidak lupa memperhatikan jejak rekam masing-masing kandidat.
Hal itu disampaikan Mahfud saat menemui sejumlah ulama "Mataraman" (kawasan timur Jatim) di Ponpes Sulaiman, Desa Sukorejo, Kecamatan Gandusari, Trenggalek, Jawa Timur, Sabtu. "Saya berharap masyarakat tetap rukun untuk menjaga kesatuan Indonesia. Silahkan dinilai dengan objektif dan benar. Kalau cocok silakan pilih, jika tidak cocok tidak usah dipilih. Saya tidak akan menyarankan atau menyuruh saudara untuk memilih siapa, saudara nilai saja semua calonnya," tutur Mahfud.
Mahfud tidak serta-merta menonjolkan dirinya yang juga maju bursa pilpres sebagai cawapres mendampingi Ganjar Pranowo.
Menurutnya, masyarakat harus terus diedukasi untuk memilih pemimpin dengan memperhatikan rekam jejak, reputasi, selain tentu saja melihat bobot visi-misi serta komitmennya terhadap NKRI.
Oleh karenanya, Mahfud juga berpesan kepada masyarakat untuk tidak takut jika mendapatkan tekanan atau intervensi dalam bentuk apapun dalam menyalurkan hak suaranya. "Dalam memilih pemilih harus sesuai dengan apa kata hati, seperti yang diajarkan dalam fiqih politik," ujarnya.
Di Ponpes Sulaiman Trenggalek, Mahfud Md bertemu dengan sejumlah kiai di wilayah eks-Karesidenan Mataraman serta pengurus pondok di berbagai daerah, seperti KH. Mahin Toha dari Ponpes Lirboyo, KH. Dliya'uddin Zamzami Ponpes Mantenan Blitar, KH. Yunus Ponpes Slemanan Blitar, KH. Musyaroh Usman Ponpes Sulaiman Trenggalek. Kemudian KH. Arsyad Bushoiri, Ponpes Trenceng Tulungagung, KH. Ardani dari Blitar, dan KH. Ngadiyin Anwar Ponpes Sulaiman Madiun.
Berita Trending
- 1 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 2 Bayern Munich Siap Pertahankan Laju Tak Terkalahkan di Bundesliga
- 3 Dishub Kota Medan luncurkan 60 bus listrik baru Minggu
- 4 Kasdam Brigjen TNI Mohammad Andhy Kusuma Buka Kejuaraan Nasional Karate Championship 2024
- 5 Kampanye Akbar, RIDO Bakal Nyanyi Bareng Raja Dangdut Rhoma Irama di Lapangan Banteng
Berita Terkini
- Ahokers dan Anak Abah Diyakini Bantu Cagub DKI Pramono-Rano Menang Satu Putaran
- Inter Milan Naik Ke Puncak Klasemen Usai Menang Telak 5-0 Atas Verona
- Pertamina Eco RunFest 2024 Siap Digelar Hari Ini
- IDI Kabupaten Banjarnegara Ungkap Penyebab Hemophobia, Ini Pengobatan yang Tepat
- Makin Percaya Diri, Ganda Putra Indonesia Sabar/Reza Lolos ke final China Masters