Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Antisipasi Pemanasan Global

Komisi Ekonomi PBB Ingatkan Indonesia Turunkan Emisi Karbon

Foto : ISTIMEWA

ARMIDA ALISJAHBANA Sekretaris Eksekutif UN ESCAP wilayah Asia Pasifik - Pemerintah juga mesti mengakselerasi investasi publik yang hijau, termasuk dalam energi bersih dan infrastruktur yang resilien terhadap perubahan iklim.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Komisi Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN ESCAP) untuk wilayah Asia Pasifik meminta Indonesia untuk menurunkan emisi karbon agar dapat memenuhi target net zero carbon emission pada 2060 mendatang.

Sekretaris Eksekutif UN ESCAP wilayah Asia Pasifik, Armida Alisjahbana, saat berbicara dalam pembukaan kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XXI, di Jakarta, Selasa (31/8), mengatakan Indonesia perlu menerapkan kebijakan perekonomian hijau yang resilien, inklusif, dan berkelanjutan.

"Harapan kami dari PBB, Indonesia bisa mengarah kepada pencapaian target tersebut," kata Armida.

Indonesia, jelasnya, harus membuat konsep besar yang akan diterapkan secara serentak oleh setiap kementerian dan lembaga nasional.

Dia menjelaskan untuk perekonomian yang berkelanjutan, ia menyarankan pemerintah melanjutkan dalam jangka panjang kebijakan penanganan Covid-19. Di samping itu, pemerintah juga perlu memasukkan keberlanjutan lingkungan ke dalam proses dan analisis investasi.

"Pemerintah juga mesti mengakselerasi investasi publik yang hijau, termasuk dalam energi bersih dan infrastruktur yang resilien terhadap perubahan iklim. Selanjutnya, pemerintah harus melindungi dan memulihkan keanekaragaman hayati," kata Armida.

Untuk membuat pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif, pemerintah Indonesia mesti memastikan keberlanjutan dukungan fiskal bagi kelompok masyarakat rentan dan kelompok bisnis kecil yang paling terdampak Covid-19, sampai pertumbuhan ekonomi yang kokoh tercapai.

"Selanjutnya, pemerintah juga mesti memastikan pemulihan dipimpin oleh penciptaan lapangan kerja dengan mendukung pemulihan pasar tenaga kerja, berinvestasi di industri strategis, dan berinvestasi di infrastruktur fisik dan sumber daya manusia," katanya.

Dia juga menyarankan untuk perekonomian yang lebih resilien pemerintah mesti memperkuat rantai pasok dan konektivitas, termasuk melalui kerja sama internasional. Dia juga menganjurkan pemerintah mempromosikan transformasi digital secara terus-menerus, mendiversifikasi sektor ekonomi, mendorong sektor bernilai tambah tinggi untuk mendapatkan pasar yang lebih luas, serta mempersiapkan kemungkinan perubahan rantai pasok global dengan mendiversifikasi pasar ekspor.

Transportasi yang Efisien

Pakar Sistem Informasi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Erma Suryani, mengatakan untuk memenuhi seruan UN ESCAP untuk memenuhi target net zero carbon emission, harus dimulai dengan menekan penggunaan pribadi yang menjadi penyebab utama kemacetan melalui penggunaan sarana transportasi umum yang lebih efesien.

"Dampak terbesar yang ingin dicapai zero carbon emission adalah environmental sustainability melalui berkurangnya emisi karbon dioksida seiring dengan berkurangnya penggunaan kendaraan pribadi," kata Erma.

Sebab itu, minat menggunakan angkutan umum perlu ditingkatkan, terutama kualitas angkutan yang perlu di-upgrade agar menjadi lebih nyaman.

Selain itu, dengan teknologi bisa memanfaatkan aplikasi yang dapat mendeteksi keberadaan pengguna angkot, memonitor ketersediaan angkutan umum, dan memberikan navigasi lalu lintas.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top