Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kolaborasi Indonesia-Australia untuk Membangun Kota Cerdas

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Indonesia menyepakati kolaborasi dengan Australia untuk mendukung pengembangan Smartcity (Kota Cerdas) dan pendidikan. Dalam kolaborasinya ini perancangan kota akan melibatkan warga, pemerintah, serta didukung oleh teknologi dan data.

University of Technology Sydney (UTS) dan jalur perguruan tinggi UTS Insearch memperluas kolaborasi mereka di Indonesia serta menandatangani dua Memorandum of Understanding (MoU) pada minggu ini.

Berbicara dalam acara Australian Department of Foreign Affairs and Trade's Australia Indonesia Digital Forum (AIDF) di Jakarta, Anthony Burke, Dekan Kerjasama Internasional & Eksternal untuk UTS School of Architecture, University of Technology Sydney mengungkapkan, pihaknya senang dalam hal ini dapat berkolaborasi dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam mendukung prakarsa Kota Cerdas di Jakarta.

"Kami melihat banyak bidang untuk kepentingan bersama yang akan menguntungkan banyak orang bagi kedua negara dan juga di seluruh wilayah Asia Pasifik. Kami antusias dengan kesempatan untuk solusi perancangan yang baik, didukung oleh teknologi dan data, untuk melibatkan warga dalam memperbaiki lingkungan kota dan juga kota masa depan," terang Burke.

Jakarta dalam hal ini dipilih oleh kedua institusi pendidikan itu sebagai pilot project, Ketua Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung (ITB), Profesor Suhono Harso Supangkat menambahkan kolaborasi dua negara ini mendorong berbagai kota di Indonesia, termasuk Jakarta sebagai pilot project Kota Cerdas bukan hanya dari segi teknologi, tapi juga mengenai pembangunan karakter manusianya.

"MoU ITB-UTS akan mendukung kami dalam mengembangkan sebuah kerangka kerja untuk membantu banyak kota di Indonesia, Australia, dan Asia Pasifik dalam menciptakan solusi Kota Cerdas, mendorong lebih banyak startup, mempromosikan kehidupan perkotaan yang berkelanjutan, kesehatan, dan kesejahteraan, yang melibatkan seluruh warga," kata Suhono.

Jakarta menjadi kota pertama di Indonesia untuk peningkatan konsep Kota Cerdas berdasarkan kerjasama UTS dan ITB. Teknis ke depannya, kerjasama ini akan memperluas konsep Kota Cerdas pada pemimpin kota sehingga membuat para pemimpin mengerti pengembangan Kota Cerdas dan bisa turut mengajak masyarakat berpartisipasi.

Langkah selanjutnya, UTS dan ITB akan membuat riset dan pengembangan terkait model dan solusi yang tepat untuk Kota Cerdas dalam menuntaskan permasalahan yang ada, seperti pengelolaan sampah, energi, dan kewirausahaan.

"Pada MoU (antara UTS dan ITB), ada beragam kemampuan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Jadi, bukan hanya dituntaskan dari teknologi dan desain, tetapi juga melibatkan teknologi dengan kesehatan, seni, dan bidang lainnya," ungkap Burke. ima/R-1

Dukung Pendidikan

Dengan hampir 20.000 mahasiswa Indonesia yang belajar di Australia pada akhir tahun 2017, kesempatan bagi sektor pendidikan tinggi Australia untuk berkolaborasi dengan masyarakat Indonesia dapat meningkatkan pertukaran pengetahuan, kolaborasi dalam penelitian dan pengembangan potensi kepemimpinan.

Selanjutnya MOU kedua yang ditandatangani pada minggu ini adalah untuk kesepakatan antara UTS Insearch dan Universitas Brawijaya (UB) untuk kolaborasi dalam program bahasa Inggris akademik di Jawa Timur. "UTS Insearch memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun dalam mengembangkan kurikulum bahasa Inggris dan pengajaran bahasa Inggris kepada para mahasiswa internasional," kata Mariam Kartikatresni, Direktur Indonesian Development, UTS Insearch.

Pada tahun 2017, UTS Insearch menawarkan Beasiswa Future Leaders Scholarship bagi para mahasiswa terpilih yang belajar diploma bersama kami di Sydney. "Dengan senang hati, setengah dari beasiswa ini diberikan kepada para mahasiswa Indonesia, yang memungkinkan kami untuk menawarkan beasiswa sebesar AUD 300.000 kepada mereka," tambah Mariam.

Tak sampai di situ, pihaknya sangat terdorong oleh potensi minat dan kepemimpinan dalam kalangan mahasiswa dan pemuda Indonesia di Asia Pasifik, "Sehingga kami memutuskan untukFuture Leaders Scholarship pada tahun 2018 dan 2019," ungkap Mariam.

Setelah aplikasi diterima Beasiswa Future Leaders Scholarship yang baru dapat memberikan beasiswa sebesar 3.000 dolar Australia bagi para mahasiswa untuk biaya kuliah semester kedua mereka dan dijamin masuk ke UTS Insearch Leadership Program (senilai 2.000 dolar Australia) untuk melakukan pengembangan profesional serta pengalaman kerja di Sydney juga memperluas cakrawala kepemimpinan dan karir. ima/R-1

Perkuat Riset

PBB memprediksi bahwa dunia berkemungkinan memiliki 41 mega-kota dengan 10 juta penduduk atau lebih pada tahun 2030, itu sebabnya membangun Kota Cerdas yang berkelanjutan serta memenuhi kebutuhan warga sangatlah penting.

Burke menceritakan bahwa kolaborasi tersebut bertujuan menarik perspektif regional dalam membantu para pemimpin mengerti mengembangkan potensi kota cerdas sehingga bisa membawa riset, solusi, dan ciri Kota Cerdas khas tersendiri yang tepat di wilayahnya.

Kepentingan riset ini pula untuk mengetahui kota cerdas seperti apa yang sesuai di Indonesia, Suhono menceritakan pertama, Smart City 1.0, yang menerapkan teknologi saja sebagai alat. Kemudian Smart City 2.0, di mana teknologi mulai ada dan pemimpin kota sudah bergerak untuk menerapkannya lebih lanjut. "Paling tepat yang Smart City 3.0, yakni ada kooperasi pemerintah dan melibatkan partisipasi masyarakat," jelas Suhono.

Setelah penandatangan MoU itu, program konkrit terdekat yang akan dilakukan antara UTS dan ITB adalah mendorong keterlibatan masyarakat dalam membangun Kota Cerdas. Suhono pun menuturkan bahwa tidak menutup kemungkinan pula akan ada anak-anak muda yang bisa bekerja sama memberikan solusi atas permasalahan kota melalui ekspansi Kota Cerdas. ima/R-1

Komentar

Komentar
()

Top