Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kongres Kebudayaan | Pemerintah Akan Alokasikan DAK untuk Kemajuan Kebudayaan

KKI 2018 Beri Wawasan Baru Kementerian dan Masyarakat

Foto : ISTIMEWA

Mendikbud, Muhadjir Effendy.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2018 yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah memberikan wawasan baru bagi kementerian dan masyarakat. Sebab, kegiatan yang digelar pada 5-9 Desember 2018 ini banyak hal baru yang didapat, seperti melalui kuliah umum, pidato kebudayaan, dan debat publik.

"Tak hanya itu, peserta juga disuguhkan pengalaman baru mulai dari mural, pertunjukan musik, pemutaran film, dan berbagai acara lain," Mendikbud, Muhadjir Effendy, di Jakarta akhir pekan lalu. Ia menambahkan, kongres juga menapilkan dalang Ki Anom Suroto.

Muhadjir mengatakan Kongres Kebudayaan Indonesia tersebut merupakan amanat dari UU Pemajuan Kebudayaan, No.5/2017. "Setelah undang-undang itu mangkrak 33 tahun, akhirnya tahun lalu pemerintah berhasil membuat UU tersebut disahkan," kata dia.

Pada kongres kali ini akan dibuat Strategi Kebudayaan yang nantinya akan diserahkan kepada Presiden RI Joko Widodo.

Muhadjir berharap dengan begitu kebudayaan akan menjadi landasan pembangunan di segala aspek. "Kita tahu dengan strategi kebudayaan yang kita rencanakan, kita akan bergerak maju seiring majunya kebudayaan," kata dia.

Pemerintah, kata Mendikbud, akan mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk kemajuan kebudayaan pada 2019 untuk tiap provinsi, kabupaten atau kota.

Pada 2019, DAK baru sebesar 500 miliar rupiah. Diharapkan pada tahun-tanun berikutnya jumlahnya akan meningkat. "Hal ini menunjukkan pemerintah tidak main-main dalam menjadikan kebudayaan sebagai arus utama dalam kehidupan kita terutama sebagai landasan pembangunan nasional," kata dia.

Pada puncak KKI 2018, juga digelar pawai budaya pada Minggu (9/12) pagi di Senayan Jakarta yang diikuti 3.400 peserta dan setiap provinsi diwakili oleh 100 peserta. Dalam pawai ini, peserta melakukan beraneka koreografi yang dikreasi oleh Deni Malik, dan disesuaikan dengan ciri khas daerah masing-masing, dengan iringan musik.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, mengatakan kegiatan ini menegaskan keberagaman kebudayaan akan menjadi pijakan pembangunan ke depan hingga membuat Indonesia menjadi bangsa yang unggul.

Ia mengatakan Indonesia adalah surga keberagaman di khatulistiwa. Budayanya terbentuk oleh aliran yang datang dari berbagai sisi. Interaksi antar budaya dinamis itu menampilkan rona khas Nusantara yang senantiasa dapat memadukan yang paradoks.

"Kekhasan itu merupakan kekuatan tak terkira, laut bertemu darat, kebudayaan maritim bertemu pertanian. Aliran dan daya yang lahir dari pertemuan berbagai kepentingan yang harmonis itu jadi konsep dasar Pawai Kebudayaan," kata dia.

Budaya Membaca

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR, Sutan Adil Hendra, menginginkan pemerintah dapat terus menggiatkan literasi serta budaya membaca warga, terutama untuk membaca kajian dan tulisan yang berkualitas.

Ia mengingatkan bahwa laporan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) mengungkapkan hasil survei yang menunjukkan kemampuan membaca, berhitung, dan pengetahuan sains anak-anak Indonesia masih di bawah negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Vietnam dan Thailand. Untuk itu, ujar dia, pihaknya juga terus mendorong berbagai program untuk meningkatkan kemampuan membaca dan literasi masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.

Sejumlah kementerian sebenarnya telah melakukan program meningkatkan literasi membaca warga. Misalnya, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman berkolaborasi dengan PT Elex Media Komputindo meluncurkan literasi maritim kekinian melalui komik serial Si Juki Jalan-Jalan Nusantara tentang 10 kawasan Strategis Pariwisata Nasional. eko/ang/ant/E-3

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top