Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Menristek Dikti, Mohamad Nasir, tentang Operasional Perguruan Tinggi Asing di Indonesia

"Kita Berikan Kesempatan Unversitas Unggul di Dunia Beroperasi di Sini"

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Nasir mencontohkan beberapa perguruan tinggi asing yang tertarik beroperasi di Indonesia ialah Universitas Cambridge dari Inggris serta Universitas Melbourne dan Universitas Quensland dari Australia.

Tentu saja rencana Menristekdikti tersebut menuai pro dan kontra dari berbagai pemangku kepentingan di dunia pendidikan. Bagaimana sebenarnya rencana Kemristekdikti terhadap rencana masuknya PTA ini, berikut wawancara dengan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir.

Apa alasan Kemristekdikti mewacanakan kesempatan kepada PTA masuk ke Indonesia?

Menghadapi era globalisais pendidikan dan revolusi industri 4.0, menjadi hal yang sangat penting bagi dunia pendidikan tinggi, dan itu sudah kami sampaikan saat Rakernas, dan memang perkembangan dikti dalam era globalisaai ini akan dipengaruhi 4.0 ini.

Untuk itu harus merombak secara total pembelajaran ke depan. Kita juga harus memperhatikan bussiness model yang diterapkan PT ke depan seperti apa.

Jadi, seperti apa teknis konkret masuknya PTA ke Indonesia nantinya?

Intinya berkolaborasi, menyangkut pembelajaran, riset dan inovasi. Kita bisa memberikan kesempatan kepada universitas unggul dunia untuk beroperasi di Indonesia.

Syarat yang akan diterapkan kepada mereka apa saja?

Syaratnya, PTA harus bekerja sama dengan PT Indonesia, lokasinya juga ditetapkan, begitu juga program studinya ditetapkan, dan harus mendapat izin Kemristekdikti.

Kampus seperti apa yang bisa diajak kerja sama oleh PTA?

Hanya perguruan tinggi swasta (PTS), untuk PTN tidak boleh ikut-ikutan. Ini yang kami buka justru di swasta. Indonesia Angka Partisipasi Kasar (APK)-nya baru 31 persen. Masih ada 69 persen lagi yang belum kuliah.

Prodi apa saja yang diperbolehkan?

Terbatas, hanya pada Science, Technology, Engineering, Mathematics (STEM) dan bisnis teknologinya. Itu yang akan kami dorong.

Apakah sudah ada PTA yang mulai berniat masuk?

Mereka sudah antre, dan tidak bisa dibendung lagi. Australia sudah minta, Inggris, Timur Tengah. Tapi, PT yang bisa masuk pun kami seleksi. Jangan PT yang tidak dikenal masuk. Yang penting adalah masalah kualitas. Bukan dimudahkan tapi mengabaikan kualitas. Kualitas itu yang akan jadi ukuran.

Berapa perguruan tinggi yang akan diberi izin di tahap pertama?

Pertama, akan dibatasi sekitar 5-10 di Indonesia. Apakah hal ini nanti PTS akan mati? Tidak, karena akan ada segmentasi khusus yang dilakukan. citra larasati/AR-3

Komentar

Komentar
()

Top