Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kawasan Industri - KIT Batang Jadi Salah Satu Pusat Manufaktur

KIT Batang Andalan Pengembangan Ekonomi Baru

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu pembangunan kawasan industri terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Akselerasi pembangunan ini diyakini dapat memacu perekonomian daerah dan nasional, terutama untuk pemulihan kembali akibat pandemi Covid-19.

"Diharapkan KIT Batang dapat menjadi bounce back project yang menawarkan pengembangan ekonomi baru di wilayah Batang khususnya dan Jawa Tengah secara umum," kata Direktur Perwilayahan Industri Kemenperin, Ignatius Warsito, melalui keterangannya dari Semarang, Jawa Tengah, Jumat (5/2).

Menurut Warsito, pengembangan kawasan industri bisa menjadi pusat ekonomi baru di wilayah tersebut, dengan mendatangkan APBD cukup besar. Hal ini telah terbukti melalui pembangunan kawasan industri IMIP di Morowali, Sulawesi Tengah, dan kawasan industri IWIP di Halmahera Tengah, Maluku Utara.

"Strategi pengembangan KIT Batang tentu dengan pemberian insentif sebagai kawasan industri prakarsa pemerintah, yang saat ini peraturannya sedang disusun oleh Kemenperin," ungkapnya.

Pengembangan KIT Batang sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2019 dan Perpres No 109 Tahun 2020. Kemenperin berkoordinasi secara intensif dengan kementerian dan lembaga terkait lain, termasuk BUMN dalam konsorsium.

Kami juga berharap dukungan dari DPR dalam upaya percepatan pembangunan KIT Batang," papar Warsito.

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Gede Sumarjaya Linggih, mengemukakan Indonesia berpeluang besar menjadi kekuatan di pasar ekonomi global. Indonesia dinilai sebagai tujuan utama untuk investasi, khususnya para investor global dalam pengembangan industri berkelanjutan.

"Salah satu wilayah yang punya potensi menjanjikan dalam upaya mendukung sasaran tersebut, yakni pengembangan KIT Batang," ungkapnya.

KIT Batang akan menjadi salah satu pusat manufaktur, dengan memiliki total luas 4.300 hektare. Kawasan tersebut mengusung konsep smart dan sustainable.

Bupati Batang, Wihaji, menyampaikan sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pembangunan KIT Batang akan mendukung tujuan pemerintah menciptakan lapangan kerja. Saat ini sudah terbentuk perusahaan patungan atau joint venture dengan nama PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).

"Adapun PT Pembangunan Perumahan (PP) memiliki saham 35 persen, Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) sebesar 30 persen, PTPN IX dengan 25 persen, dan Perusda Batang juga punya 10 persen," sebutnya.

Relokasi Pabrik

Sebelumnya, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menegaskan pihaknya mendukung pengembangan KIT Batang. Hal ini guna menangkap peluang masuknya investasi potensial ke Tanah Air dari sejumlah industri global yang ingin merelokasi pabriknya dari Tiongkok.

"Kami melihat, kawasan industri di Batang ini memiliki lokasi strategis. Secara geografis, akses Kabupaten Batang dekat dengan Kota Semarang yang memiliki Bandara Internasional Ahmad Yani," ujarnya, beberapa waktu lalu.

ers/E-10

Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top