Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kisah yang Jarang Terungkap, Saat Panglima ABRI 'Dimarahi' Bawahannya

Foto : Istimewa

Letjen M Jasin dan Jenderal M Panggabean.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Dalam dunia kemiliteran, bawahan menolak perintah atasan adalah hal yang diharamkan. Bahkan sekadar mempertanyakan atau memprotes atasan, di militer hal itu sangat tabu. Jadi, jarang terjadi kisah bawahan 'marah kepada atasannya.

Namun ternyata, kisah bawahan memarahi atasan di militer pernah terjadi di TNI. Tidak tanggung-tanggung yang dimarahi adalah Panglima ABRI (TNI-red). Siapa bawahan yang berani memarahi Panglima ABRI itu? Dialah Letnan Jenderal Mochamad Jasin, mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad).

Kisahnya begini. Ketika itu, Jasin diangkat jadi Panglima Brawijaya di Jawa Timur. Suatu ketika Surabaya ditunjuk jadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasioal atau PON. Sebagai Panglima, Jasin ikut sibuk mempersiapkan pesta olahraga tersebut. Padahal ketika itu bantuan dana dari pusat tak ada. Praktis, Jasin pun harus bekerja keras mencari dana.

Bersama anak buahnya, Acub Zaenal yang ketika itu menjabat sebagai Komandan Korem, Jasin pontang-panting cari dana. Demi dapat dana, sampai lotere pun diadakan. Untungnya ada bantuan dana dari para kepala daerah di Jawa Timur.

"Kolonel Acub Zaenal saat itu Komandan Korem, anak buah saya. Tak ada biaya dari pusat. Acub pun cari dana, dilaksanakan sendiri atas seizin saya. Ada bantuan dari bupati. Malah sampai adakan lotre untuk dapat dana," kata Jasin, ketika diwawancarai khusus Peter F Gontha, di acara Impact Q Channel TV yang diunggah kembali akun YouTube impactqtv.

Pekan olahraga pun sukses digelar. Bahkan saat penutupan, Panglima ABRI yang saat itu dijabat Jenderal Maraden Panggabean datang. Kata Jasin, Panggabean memuji-muji Acub.

"Acub pinter betul kata Panggabean," kata Jasin saat di wawancarai Peter F Gontha, host acara 'Impact'.

Karena dipuji, Jasin pun mengusulkan pada Panggabean, agar Acub diberi kenaikan pangkat dan jabatan baru. Ia usulkan Acub jadi Panglima Cendrawasih di Papua. Panggabean pun menyetujuinya. Dan berjanji angkat Acub jadi Panglima Cendrawasih.

Tapi, dua minggu kemudian Jasin mendapat telepon dari Panggabean, bahwa kenaikan dan pemberian jabatan untuk Acub tak jadi diberikan. Mendengar itu, Jasin berang. Ia pun segera berangkat ke Jakarta menemui Panggabean. Di Jakarta, saat bertemu Panggabean, Jasin menumpahkan kemarahannya. "Saya langsung marah," kata Jasin.

Kepada Panggabean, Jasin minta mundur sebagai Panglima Brawijaya bila Acub tak naik pangkat dan dapat jabatan baru. Jasin mengaku malu, karena dia sudah mengumumkan Acub akan dapat jabatan baru.

"Saya minta mundur sebagai Panglima. Saya katakan, Pak Panggabean, saya pegang ucapan Pak Panggabean akan jadikan Acub. Akan diberi jabatan dengan naik pangkat jadi Brigjen. Saya juga katakan, pimpinan kok plin-plin," ujar Jasin, menceritakan kembali saat dirinya memarahi Panggabean, Panglima ABRI saat itu.

Secara kepangkatan Jasin yang Panglima Kodam adalah bawahan Panggabean. Meski dilihat dari umur, Jasin lebih senior. Bahkan Panggabean bisa dikatan 'murid' Jasin. Sebab, saat Jasin jadi Kepala Sekolah Angkatan Darat di Bandung, Panggabean pernah jadi salah satu siswanya. Tapi walau bagaimana pun, cerita Jasin memarahi Panggabean, adalah kisah bawahan memarahi atasannya.

Setelah peristiwa marahnya Jasin di Jakarta, akhirnya, Acub jadi Panglima Cendrawasih di Papua. Pangkatnya pun naik menjadi Brigjen. Jasin sendiri tak jadi mundur sebagai Panglima Brawijaya. "Saya mempertaruhkan jabatan, ketika itu," kata Jasin


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top