Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kisah Personel Brimob Melawan Pasukan Cakrabirawa di Subuh Hari Awal Oktober 1965

Foto : Istimewa

Karel Satsuit Tubun.

A   A   A   Pengaturan Font

Karel pun tertembak. Ia langsung rubuh. Tapi entah mengapa, sekelompok tentara itu setelah menembak Karel, seorang anggota Brimob tak jadi masuk ke dalam rumah Leimena. Justru kemudian keluar, dan menuju rumah lainnya.

Rupanya, mereka salah sasaran. Bukan rumah Leimena yang dituju. Tapi rumah Jenderal Nasution yang disasar, yang memang tak jauh dari rumah Wakil Perdana Menteri tersebut. Lokasi rumah Leimena berseberangan dengan rumah Nasution yang jadi sasaran sekelompok tentara yang belakangan diketahui sebagian berasal dari pasukan Cakrabirawa, pasukan pengawal Presiden Sukarno.

Begitulah sepenggal cerita saat detik-detik sekelompok tentara hendak menculik Jenderal Nasution dalam peristiwa yang kemudian dikenal dengan sebutan pengkhianatan G30S PKI yang dikutip Koran Jakarta dari buku,100 Pahlawan Nasional dan Sejarah Perjuangannya, yang ditulis Edy Sutrisno dan Elizabeth Tara.

Kala itu Nasution sedang menjabat sebagai Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan/Kepala Staff Angkatan Bersenjata (Menko Hankam/Kasab). Jenderal Nasution jadi salah satu jenderal yang hendak diculik. Untungnya, Nasution selamat. Tapi putrinya, Ade Irma Suryani jadi korban. Tertembak peluru gerombolan penculik.

Dan selain Ade Irma, dalam drama penculikan yang gagal itu, Karel Satsuit Tubun juga ikut jadi korban. Karel merupakan Anggota Brimob kelahiran Tual, Maluku Tenggara. Ia lahir pada 14 Oktober 1928.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top